Sabtu, 30 Januari 2016

Fitrah seksualitas (2)


“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (Ar-Rum : 30)

Penyimpangan fitrah
-         Fitrah
Fitrah merupakan suatu yang tercipta, atau sudah given, sehingga tidak ada istilah “anak itu fitrahnya sudah rusak” yang ada adalah fitrah itu menyimpang. Dan maka atas dasar itu kita memiliki peluang untuk selalu berusaha mengembalikan manusia kedalam fitrahnya, karena fitrah tidak mungkin hilang dan tetap bisa dikembalikan

-          Fitrah itu abadi :
Artinya fitrah tidak bisa menyimpang, olehnya bisa diluruskan, dan marilah kita memiliki semangat untuk meluruskan kembali fitrah itu, bukan sebaliknya melawan. Seperti halnya kebatilan yang merupakan penyimpangan olehnya harus diluruskan bukan dilawan, marilah kita memposisikan kebatilan itu berada di “samping” bukan di “depan” yang artinya bukan dihajar habis-habisan, melainkan untuk diluruskan.
Kebanyakan dari kita telah menjustifikasi bahwa setiap ada yang batil selalu dikatakan salah dan rusak, akhirnya kita terjebak pada perlawanan, yang seharusnya sikap kita tak boleh seperti itu.

-          Bukan rusak tapi menyimpang :
Penyimpangan atas fitrah disebabkan karena berlebih-lebihan, seperti manusia yang sangat mencintai uang, iya cinta kepada uang merupakan fitrah namun tergila-gila pada uang itu adalah penyimpangan. Demikian juga dengan tahta, cinta kepada tahta merupakan suatu fitrah namun ketika sudah menyimpang dan berlebihan maka semua jalan menjadi dihalalkan. Pun seseorang menyukai lawan jenis, adalah sebuah fitrah namun ketika sudah berlebihan itupun menjadi hal yang sudah menyimpang. Dan contoh lain ketika ada seorang yang amat mencintai ibunya, akhirnya ia menjadi banci karena berlebihan dan mencintai feminitas.


-          Berlebihan terhadap fitrah :
Fitrah harus diakui adanya, namun ketika sudah berlebihan terhadap fitrah disanalah akan terjadi penyimpangan.

-          Kekurangan atas fitrah :
Pun penyimangan terhadap fitrah karena kekurangan, seperti kekurangan dunia, kekurangan harta, ketika dihambatnya suatu fitrah maka akan menimbulkan kecenderungan terjadinya penyimpangan.

-          Menjdzalimi fitrah:
hal ini bisa menjadi penyebab, karena tidak memberi haknya kepada sang fitrah, seperti tubuh yang memiliki hak untuk beristirahat, makan, minum, kebutuhan biologis, dan sebagainya.

-          Hilangnya kontrol fitrah :
Ketika kontrol fitrah dibiaran lepas begitu saja, maka tak heran jika kita akan berhadapan dengan hilangnya kontrol akan seksualitas, sekarang ini generasi yang dewasa secara fisik belum tentu ia akan dewasa secara mental, seseorang yang sudah baligh belum tentu aqil, seorang menjadi baligh semakin cepat, sementara aqil makin melambat. Inilah sebab kontrol akan fitrah ini tidak terjadi. Yang lebih dikhawatirkan adalah dimasa sekarang penyimpangan anak perempuan semakin lebih banyak, seperti yang Rasul katakan bahwa syahwat perempuan lebih tinggi daripada laki-laki, namun ia bisa tertutupi oleh Iman dan rasa malu pada perempuan, nyatanya kontrol seksualitas sekarang semakin turun sehingga terjadi hiperseks, ketika sudah berbicara seks dan zina, maka menyoal Iman menjadi hal yang begitu rapuh dan cepat runtuh, karena memang... manusia normalnya seperti itu..
Seperti halnya yang marak terjadi dikota Ba*dung misalnya, banyak mereka diantara pelaku zina dalam aktivitas seksualnya ingin dilihat dan ditonton orang, sehingga mirislah karena semakin marak seks exhibisionis, dimana kenikmatan seksual membutuhkan dosis yang semakin meninggi.

-          Konflik ID- EGO - SUPER EGO
Id didorong oleh prinsip kesenangan, yang berusaha untuk mendapat kepuasan segera dari semua keinginan, dan kebutuhan. Jika kebutuhan ini tidak dipenuhi langsung, hasilnya adalah kecemasan atau ketegangan. sedangkan Ego bekerja berdasarkan prinsip realitas, yang berusaha untuk memuaskan keinginan id dengan cara-cara yang realistis dan sosial yang sesuai. Kemudian Superego adalah aspek kepribadian yang menampung semua standar internalisasi moral dan cita-cita yang kita peroleh dari kedua orang tua dan masyarakat, seperti menilai benar dan salah. Superego memberikan pedoman untuk membuat penilaian.


To be continue....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar