“Maka hadapkanlah
wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), (tetaplah atas) fitrah Allah yang
telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah
Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”
(Ar-Rum : 30)
Penyimpangan fitrah
-
Fitrah
Fitrah
merupakan suatu yang tercipta, atau sudah given, sehingga tidak ada istilah
“anak itu fitrahnya sudah rusak” yang ada adalah fitrah itu menyimpang. Dan
maka atas dasar itu kita memiliki peluang untuk selalu berusaha mengembalikan
manusia kedalam fitrahnya, karena fitrah tidak mungkin hilang dan tetap bisa
dikembalikan
-
Fitrah itu abadi :
Artinya
fitrah tidak bisa menyimpang, olehnya bisa diluruskan, dan marilah kita
memiliki semangat untuk meluruskan kembali fitrah itu, bukan sebaliknya
melawan. Seperti halnya kebatilan yang merupakan penyimpangan olehnya harus
diluruskan bukan dilawan, marilah kita memposisikan kebatilan itu berada di
“samping” bukan di “depan” yang artinya bukan dihajar habis-habisan, melainkan
untuk diluruskan.
Kebanyakan
dari kita telah menjustifikasi bahwa setiap ada yang batil selalu dikatakan
salah dan rusak, akhirnya kita terjebak pada perlawanan, yang seharusnya sikap
kita tak boleh seperti itu.
-
Bukan rusak tapi menyimpang :
Penyimpangan
atas fitrah disebabkan karena berlebih-lebihan, seperti manusia yang sangat
mencintai uang, iya cinta kepada uang merupakan fitrah namun tergila-gila pada
uang itu adalah penyimpangan. Demikian juga dengan tahta, cinta kepada tahta
merupakan suatu fitrah namun ketika sudah menyimpang dan berlebihan maka semua
jalan menjadi dihalalkan. Pun seseorang menyukai lawan jenis, adalah sebuah
fitrah namun ketika sudah berlebihan itupun menjadi hal yang sudah menyimpang.
Dan contoh lain ketika ada seorang yang amat mencintai ibunya, akhirnya ia
menjadi banci karena berlebihan dan mencintai feminitas.
-
Berlebihan terhadap fitrah :
Fitrah
harus diakui adanya, namun ketika sudah berlebihan terhadap fitrah disanalah
akan terjadi penyimpangan.
-
Kekurangan atas fitrah :
Pun
penyimangan terhadap fitrah karena kekurangan, seperti kekurangan dunia,
kekurangan harta, ketika dihambatnya suatu fitrah maka akan menimbulkan
kecenderungan terjadinya penyimpangan.
-
Menjdzalimi fitrah:
hal
ini bisa menjadi penyebab, karena tidak memberi haknya kepada sang fitrah,
seperti tubuh yang memiliki hak untuk beristirahat, makan, minum, kebutuhan
biologis, dan sebagainya.
-
Hilangnya kontrol fitrah :
Ketika
kontrol fitrah dibiaran lepas begitu saja, maka tak heran jika kita akan
berhadapan dengan hilangnya kontrol akan seksualitas, sekarang ini generasi
yang dewasa secara fisik belum tentu ia akan dewasa secara mental, seseorang
yang sudah baligh belum tentu aqil, seorang menjadi baligh semakin cepat,
sementara aqil makin melambat. Inilah sebab kontrol akan fitrah ini tidak
terjadi. Yang lebih dikhawatirkan adalah dimasa sekarang penyimpangan anak
perempuan semakin lebih banyak, seperti yang Rasul katakan bahwa syahwat
perempuan lebih tinggi daripada laki-laki, namun ia bisa tertutupi oleh Iman
dan rasa malu pada perempuan, nyatanya kontrol seksualitas sekarang semakin
turun sehingga terjadi hiperseks, ketika sudah berbicara seks dan zina, maka
menyoal Iman menjadi hal yang begitu rapuh dan cepat runtuh, karena memang...
manusia normalnya seperti itu..
Seperti
halnya yang marak terjadi dikota Ba*dung misalnya, banyak mereka diantara
pelaku zina dalam aktivitas seksualnya ingin dilihat dan ditonton orang,
sehingga mirislah karena semakin marak seks exhibisionis, dimana kenikmatan
seksual membutuhkan dosis yang semakin meninggi.
-
Konflik ID- EGO - SUPER EGO
Id
didorong oleh prinsip kesenangan, yang berusaha untuk mendapat kepuasan segera
dari semua keinginan, dan kebutuhan. Jika kebutuhan ini tidak dipenuhi
langsung, hasilnya adalah kecemasan atau ketegangan. sedangkan Ego bekerja
berdasarkan prinsip realitas, yang berusaha untuk memuaskan keinginan id dengan
cara-cara yang realistis dan sosial yang sesuai. Kemudian Superego adalah aspek
kepribadian yang menampung semua standar internalisasi moral dan cita-cita yang
kita peroleh dari kedua orang tua dan masyarakat, seperti menilai benar dan
salah. Superego memberikan pedoman untuk membuat penilaian.
To
be continue....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar