Tidak
asing ditelinga kita, sering muncul pernyataan bahwa pemberdayaan perempuan itu
adalah dengan ia bekerja keras, ketika ia bergantung kepada suami secara
finansial tidaklah membuat perempuan terhormat .. mengurusi rumah tangga,
mengasuh dan mendidik anak adalah profesi kampungan dan ketinggalan zaman,
tidak modern dan terkesan perempuan hanya menjadi budak untuk kaum laki-laki,
sedangkan bagi kaum perempuan yang bekerja atau menjadi wanita karir, mandiri dengan
pekerjaan nya, bahkan menjadi tulang punggung keluarga adalah suatu bentuk
kebanggaan, disatu sisi namun ia
menyingkirkan kewajiban sebagai seorang istri/ibu dirumah.. inilah kesalahan
persepsi yang terjadi kebanyakan di masa dewasa ini.
ketika
kita menelisik lebih jauh, sebenarnya hal seperti ini mucul dari mulut-mulut
yang tercampuri dengan pemikiran kapitalis, sebuah doktrin yang meluas secara
global, memaksakan kepada perempuan agar berfikir bekerja mampu mengangkat
derajat mereka, hal ini tentu wajar jika nilai-nilai kapitalisme merasuk dalam
sela-sela pemikiran umat Islam, yang jelas memiliki pandangan atau world view
yang berbeda dengan nilai-nilai sekularistik, dimana peran agama
terkesampingkan dalam kehidupan sosial manusia, ini memberi efek yang perlahan
tapi pasti menjerumuskan dan menjauhkan hakikat perempuan pada kodratnya..
Arus
pemikiran kapitalisme yang bersumber dari sekularisme (pemisahan agama dari
kehidupan) benar-benar menggilas roda keimanan setiap muslim, doktrinitas dan
pemikiran yang sangat dipaksakan dan tak sesuai naluri manusia membuat manusia
jauh dari eksistensinya manusia, salah satunya ketika masuk nya arus pemikiran
kesetaraan gender dan feminisme dalam kalangan perempuan, ketika perempuan
dieksploitasi secara tak sadar dalam ranah publik seperti harus bekerja keras,
memiliki hak sama dengan laki-laki, memiliki hak menolak hamil, boleh melakukan
aborsi dengan alasan hak asasi manusia dan sebagainya.. ini membuat mereka
berfikir adalah suatu kebanggaan untuk perempuan jika mereka mampu menandingi
laki-laki dalam kehidupan sosial...
Jika
ini tetap dibiarkan maka, benar-benar akan teradi kehancuran untuk perempuan
dimana memang kapitalisme telah memberikan sebuah label harga pada perempuan
untuk menjadikan mereka budak dari pemikiran kapitalisme, ketika semua standar
berdasar materi, wajar jika mereka diperlakukan seperti obyek untuk mendapat
kekayaan, kepuasan, kesenangan tapi tanpa disadari oleh kaum perempuan itu
sendiri, justru menjurus pada kebinasaan dan penyalahan kodrat sebagai
perempuan ... apalagi ia seorang muslimah.
Beginilah
ketika para perempuan terjangkit oleh pemikiran dan pemahaman kapitalistik yang
justru menjerumuskan, ironis sekali ketika diperhatikan bahwa di dunia ini
Islam menjadi mayoritas, seyogyanya pemahaman Islam haruslah melekat dalam jiwa
kaum perempuan dunia, agar mengetahui eksistensi dan hakikat diri nya.. bukan
malah terjebak pada pemahaman yang salah kaprah dan justru menjatuhkan martabat
perempuan yang sebenarnya mulia...
Dalam
pandangan Islam, tentu seorang perempuan memiliki kedudukan yang tinggi dan
sangat berarti, ketika kita coba bandingan dengan perempuan-perempuan barat
yang terjangkit pemikiran feminisme akan kita dapati ketimpangan yang sangat
jauh... kedudukan perempuan dalam Islam adalah sebagai ummu warabatul bait,
dimana seorang perempuan adalah pencetak generasi yang berkualitas, peran nya
sebagai seorang Ibu adalah mendidik, dan membesarkan anak-anaknya dengan
kapasitas Ilmu yang ia miliki, dan berazazkan aqidah Islam, maka lahirlah
generasi emas dari tangan-tangan yang penuh kesabaran dan kesungguhan,
semata-mata karena Ridho Allah. Disatu sisi posisi ketika menjadi seorang
Istri, justru ia akan menjadi pendukung dan kunci kesuksesan suami dalam
menerjang ombak kehidupan, sang istri adalah penyemangat dan partner paling
hebat dalam kehidupan suami nya ..
Berbeda
dengan pandangan para penggagas feminisme, yang menempatkan kedudukan wanita
haruslah setara bahkan harus lebih merdeka dari laki-laki, dan merdeka dari
penindasan doktrin agama.
Inilah
yang menjadi evaluasi untuk kita pada hari ini dan seterusnya, bagi para
Muslimah dan generasi penerus Peradaban Islam, bahwa harus disadari dan
berhati-hati terhadap pemikiran yang bukan berasal dari Islam ... Karena
perubahan ada di tangan kita, terutama kita sebagai intelektual dan terkhusus
untuk para muslimah dalam dunia kampus, yang suatu hari akan menjadi seorang
istri, atau seorang ibu sebagai madrasah peradaban, maka harus membekali diri
dengan Ilmu semuda dan sedini mungkin.
Wallahua’lam bisawaab ...
thumbs up
BalasHapus