Kamis, 13 Oktober 2016

Perempuan Yang Tak Boleh Dilupakan Sejarah : Ratu Kalinyamat (Ratna Kencana) Srikandi Dari Pulau Jawa.

Sejarah memiliki arti yang begitu berharga dalam kehidupan, sejarah bisa menjadi guru tidak hanya itu sejarah juga merupakan cermin dan perwujudan keberhasilan suatu peradaban, seperti hal nya ketika kita menelisik kembali sejarah kejayaan Islam, pun saat kita melihat sejarah atas kemunduran ummat Islam pada masa sekarang ini. Allah swt dalam Al-qur’an telah memberikan banyak sekali penjelasan tentang sejarah dan peristiwa-peristiwa penting yang disampaikan melalui Rasullah saw, tidak hanya sekedar memberikan informasi kisah teladan dan peringatan, namun juga memberikan kontribusi informasi disertai fakta yang tidak diragukan lagi kebenarannya, agar ummat Islam mengambil ibrah dan hikmah pada tiap episode kehidupan manusia yang mulia terdahulu.

Sejarah dalam Islam tidak hanya memainkan fungsinya sebagai pengajaran, melainkan ada sisi lain seperti nasehat (mau’idzah), peringatan (nakala), petunjuk (hudan), rincian (tafshil), menetapkan (tsabit), juga peneguhan (tsadiq). Olehnya begitu sangat pentingnya bagi kita ummat Islam untuk kembali mempelajari sejarah, memahami tiap detail rincian nya, agar ummat tak lagi dibutakan bahwa kita pernah menyongsong kegemilangan dan kejayaan yang sepatutnya memang menjadi hak-hak ummat Islam sebagai “khairu ummah”.

Konstantinopel, merupakan kota yang ditaklukan oleh panglima dan pasukan terbaik pada 1453, Muhammad al-fatih menjadi peran utama dan “artis” populer di masa itu, seorang panglima dan pemimpin yang membuktikan akan ucapan Baginda Rasulullah saw manusia pujaan seluruh alam, “suatu saat konstantinopel akan takluk ditangan pemimpin (Islam) ditangan nya, dialah sebaik-baik pemimpin dan sebaik-baik pasukan” maka peristiwa takluknya konstantinopel pada 29 mei 1453 menjadi sejarah yang amat berharga bagi kaum muslimin, bahkan hingga saat ini dan yang akan datang.

Kalinyamat, nama lain seorang Retna kencana dari Jepara. Retna kencana adalah sang Ratu penguasa lautan dalam masa kepemimpinannya, salah satu perempuan yang dimiliki oleh Islam sebagai pejuang dien Allah. Menegakan Islam dengan mengerahkan seluruh jiwa dan hidupnya, perjuangan yang luar biasa telah ia tempuh sebagai bakti taat pada Allah juga Rasul nya, salah satu Ratu yang dimiliki oleh wilayah Nusantara ini.

Jepara merupakan bagian dari kerajaan Demak saat itu, bahkan jepara berhasil menjadi daerah yang amat disegani ketika berada dalam naungan kepemimpinan Retna kencana. Seorang Ratu yang berkuasa selama 30 tahun masa pemerintahannya, berhasil menyandang gelar “Rainha de Jepara, Senhora paderosa erica” penulis portugis Diego de Couto menjuluki demikian yang berarti “Ratu Jepara, seorang wanita kaya dan berkuasa” ia berhasil membawa Jepara kepada tingkat kejayaan nya.

Ratu Kalinyamat merupakan putri dari Pangeran Trenggana, yang merupakan cucu Raden Patah. Sang ratu tumbuh pada masa konflik antara ayah nya dengan saudara nya yaitu pangeran sekar, dimana antara ayah Retna kencana yaitu Pangeran trenggana berebut kekuasaan dengan Pangeran sekar, sengketa ini bermula ketika diantara kedua saudara ini memperjuangkan siapa yang paling berhak memenangkan singgasana kerajaan dan siapa yang berhak bertahta. Pangeran Trenggana merupakan putra Raden patah dari istri pertama (Putri Sunan Ampel), sedangkan pangeran sekar adalah putra raden patah dari istri ke-tiga (Putri bupati Jipang-Blora).

Pada puncak perselisihan perebutan kekuasaan ini berujung tragis dengan terbunuhnya Pangeran sekar, oleh Pangeran Prawata (putra pangeran Trenggana), karena pangeran Sekar dianggap sebagai penghalang utama dalam pewarisan tahta pangeran Trenggana. Konflik internal dalam keluarga besar ini semakin merumit dan berkepanjangann. Putra Raden Sekar yaitu Arya Penangsang bertekad untuk menuntut balas atas kematian ayahnya dan dengan orang suruhannya berhasil membunuh Pangeran Prawoto beserta keluarganya. Setelah kematian Raden Prawoto, suami dari ratna kencana yaitu Raden Hdiri naik tahta. Namun masa kepemimpinan Raden Hadiri tidak sampai satu tahun menjabat sebgai sunan Demak, karena ia juga dibunuh oleh Arya Penangsang. Sepeninggal suaminya, Ratna Kencana naik tahta ia menyusun strategi untuk melawan Arya Penangsang, akhirnya konflik tak terelakan dan Arya Penangsang gugur dalam pertempuran kemudian Ratna Kencana Resmi menjadi Ratu jepara dan mendapat gelar Ratu Kalinyama. Penobatannya ditandai dengan sengkalan tahun (candra sengkala) Trus Karya Tataning Bumi, yang diperhitungkan tepat pada 10 April 1549.

Pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat, Jepara begitu banyak perkembangan pesat dan menjadi kota pelabuhan terbesar dipantai utara jawa dan memiliki armada laut yang besar dan kuat pada abad ke -16. Meskipun pada hakikatnya Jepara merupakan bagian dari kesultanan Demak, secara de-facto Jepara memiliki kekuasaan dan kewibawaan yang lebih tinggi. Pada saat itu kesultanan Demak dipimpin oleh Pangeran Pangiri putra bungsu Pangeran Trenggana. Akan tetapi Jepara memberikan pengaruh yang lebih besar ketimbang Demak saat itu,disebabkan Jepara sangat kuat dalam perekonomian dan militernya.

Pelabuhan Jepara menjadi tempat transaksi perdagangan berskala internasional, Ratu Kalinyamat memungut cukai pada tiap kapal yang bertransaksi dipelabuhan Jepara, dari hasil itu perekonomian Jepara menjadi semakin berkembang dan menjadi kota yang makmur, kaya raya. Sehingga mampu membangun armada laut yang sangat kuat untuk melindungi kerajaannya yang bercorak maritim.

Jepara merupakan kerajaan maritim yang bercorak Islam, sehingga begitu disegani oleh kerajaan Islam lainnya, Jepara sudah sangat tersohor dipelosok Nusantara sehingga banyak kerajaan-kerajaan yang meminta bantuak kepada kerajaan Jepara untuk melindungi negrinya. Ratu kalinyamat sangat berpengaruh di pulau jawa, sehingga bisa menjalin kerjasama diplomatik dengan kerajaan maritim lainnya seperti kerajaan Johor, Aceh, Banten, Cirebon, dan Demak.

Ratu kalinyamat berhasil membawa nama Jepara dalam kancah dunia internasional dengan mengirimkan dua kali ekpedisi ke selat malaka saat perang melawan Portugis, meski dalam dua kali ekspedisi itu telah gagal dalam menjalankan misinya, namun hal itu telah membuktikan bahwa Ratu Kalinyamat adalah perempuan pertama yang berkuasa dan orang-orang portugis mengakui kebesarannya dan perjuangannya.

Sungguh Ratu Kalinyamat adalah perempuan tangguh nan berani, dan keberaniannya jarang ditemui pada perempuan jawa ningrat lainnya. Keberanian dan perjuangannya telah diakui baik oleh kawan maupun lawannya. Perempuan pejuang yang namanya akan selalu abadi dalam sejarah peradaban Islam Nusantara, perempuan yang memiliki kehormatan dan mulia dimata seluruh rakyatnya. Semoga tak berhenti hanya disini, semoga Nusantara tetap dapat melahirkan Ratna Kencana lainnya, dari bumi pertiwi yang tidak hanya membela bangsa dan negara namun yang lebih dari itu adalah pembelaan Aqidah nya dalam pembuktiaan keimanaan dan kemuliaan Dien nya.

Ratu Kalinyamat, wafat pada tahun 1579 dan dimakamkan di samping makam suaminya, yang terletak di desa mantingan, kecamatan Tahunan, 5 km kearah selatan dari pusat kota Jepara.



Sumber bacaan : Permpuan Pejuang-Widi astuti –konstanta publishing house-2013