Jumat, 10 Mei 2013

Stres Positif Dan Stres Negatif (Tugas soft skill mata kuliah Kesehatan Mental)


Pengertian stress

            Stres dalam arti secara umum adalah perasaan tertekan, cemas dan tegang.  Dalam bahasa sehari – hari stres di kenal sebagai stimulus atau respon yang  menuntut individu untuk melakukan penyesuaian. 


Menurut Lazarus & Folkman  (1986) stres adalah keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik  dari tubuh atau kondisi lingkungan dan sosial yang dinilai potensial  membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk  mengatasinya. Stres juga adalah suatu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun  psikologis ( Chapplin, 1999). Stres juga diterangkan sebagai suatu istilah yang  digunakan dalam ilmu perilaku dan ilmu alam untuk mengindikasikan situasi atau  kondisi fisik, biologis dan psikologis organisme yang memberikan tekanan kepada  organisme itu sehingga ia berada diatas ambang batas kekuatan adaptifnya.  (McGrath, dan Wedford dalam Arend dkk, 1997)

Lazarus (1984) menjelaskan bahwa stress juga dapat diartikan sebagai:
a.  Stimulus, yaitu stress merupakan kondisi atau kejadian tertentu yang menimbulkan stress atau disebut juga dengan stressor.
b. Respon, yaitu stress merupakan suatu respon atau reaksi individu yang muncul karena adanya situasi tertentu yang menimbulkan stress. Respon yang muncul dapat secara psikologis, seperti: takut, cemas, sulit berkonsentrasi dan mudah tersinggung.
c.       Proses, yaitu stress digambarkan sebagai suatu proses dimana individu secara aktif dapat mempengaruhi dampak stress melalui strategi tingkah laku, kognisi maupun afeksi.
            Jadi, stress dapat mempengaruhi fisik, psikis mental dan emosi. Tetapi, stress dapat mempunyai dua efek yang berbeda, bisa negatif ataupun positit, tergantung bagaimana kuatnya individu tersebut menghadapi stress atau bagaimana individu tersebut mempersepsikan stress yang sedang dihadapinya.

Faktor-faktor yang menimbulkan stress
1. Kepribadian
a.       Intovert dan Ektrovert
      Ciri-ciri kepribadian ekstrovert dan introvert secara umum adalah ambivalen (bertentangan). Pada tahun 1962 Isabel Myers meringkas buku tipe psikologi Jung dan bersama ibunya Katharyn Briggs membuat alat tes Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) yang bertujuan untuk membuat sebuah psikotes, yang dapat menggolongkan manusia sesuai dengan teori Jung, sekaligus merumuskan teori Jung untuk penggunaan praktis (dalam Ambarita, 2004).
      Berdasarkan MBTI (dalam Kevin, 1993) dapat diuraikan ciri-ciri tipe kepribadian Jung tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
Ciri Kepribadaian Ekstrovert :
·         Senang berbicara
·         Mudah menjalin hubungan dengan orang lain
·         Mudah mengekspresikan perasaan
·         Senang menceritakan pengalaman kepada orang lain
·         Senang melakukan pembicaraan dengan orang lain
·         Aktif dan enerjik
·         Lebih banyak berbicara daripada mendengar
·         Mudah untuk mengekspresikan pendapat tentang suatu hal
·         Senang memberi pendapat secara aktif dari pada hanya memikirkan saja
Ciri Kepribadian Introvert :
·         Senang berdiam diri
·         Lebih senang berpikir
·         Suka menarik diri
·         Berhenti sejenak jika sedang merasa ragu-ragu
·         Suka mengekpresikan dengan cara lain jika ingin mendeskripsikan sesuatu
·         Sering menahan rasa senang, sedih di dalam hati
·         Menyatakan diri secara perlahan-lahan
·         Lebih memilih menahan ide didalam pikiran sendiri
·         Sering menahan emosi
b.      Fleksibel
Tipe orang yang feksibel adalah mereka yang selalu tepat mengkondisikan diri, dimana mereka ada, mudah menyesuaikan diri, luwes, dan tidak kaku. Mudah bergaul dengan lingkungan tetapi tetap memiliki idealisme.
c.       over activity/agresif
pribadi yang over activity adalah mereka yang terlalu agresif dalam menuangkan segala suasana hati, bahkan sampai berlebihan dalam menghadapi kondisi lingkup sosial.

     2. Kecakapan
            Pribadi yang sehat tentu memiliki kecakapan dalam menyesuaikan diri, tidak hanya sekedar itu ia memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan sehat, berkualitas, dan tidak kaku dalam segala kondisi. Penyesuaian diri yang baik serta mampu beradaptasi dengan lingungan secara cepat.

3. Nilai dan kebutuhan:
a.       Sosialisasi ; bagaimana manusia atau pribadi bersosialisasi dan beriteraksi dengan masalah sebagai sesuatu kebutuhan sebagai mahluk sosial yang membutuhkan orang lain, dalam menyelesaikan masalah, gotong royong dan sebagainya.
b.      Adaptasi : manusia tentu harus beradaptasi dengan lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan atau agar ia bisa diterima dalam lingkungan kemasyarakatan.
c.       internalisasi

4. Reaksi stress : flight or fight
            Reaksi terhadap stress seringkali diungkapkan dengan berbagai bentuk perilaku, atau bagaimana manusia tersebut menyikapi stress, tentulah sebagai pribadi yang sehat, akan menyikapinya dengan menghadapi dan berusaha menyelesaikannya, bukan sebagai looser, yang ia menghindar dan menjauhinya yang justru dimasa yang akan datang bisa muncul kembali masalah yang sama.

5. Teknik penenangan pikiran ;
a.       meditasi,
b.      autogenik,
c.       neuromuskular

Penyebab Stres atau Stressor
            Stressor adalah faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan  terjadinya respon stres. Stressor dapat berasal dari berbagai sumber, baik dari  kondisi fisik, psikologis, maupun sosial dan juga muncul pada situasi kerja,  dirumah, dalam kehidupan sosial, dan lingkungan luar lainnya. Istilah stressor diperkenalkan pertama kali oleh Selye (dalam Rice, 2002). Menurut Lazarus &  Folkman (1986) stressor dapat berwujud atau berbentuk fisik (seperti polusi  udara) dan dapat juga berkaitan dengan lingkungan sosial (seperti interaksi  sosial). Pikiran dan perasaan individu sendiri yang dianggap sebagai suatu  ancaman baik yang nyata maupun imajinasi dapat juga menjadi stressor.

Menurut Lazarus & Cohen (1977), tiga tipe kejadian yang dapat menyebabkan  stres yaitu:
a. Daily hassles yaitu kejadian kecil yang terjadi berulang-ulang setiap hari  seperti masalah kerja di kantor, sekolah dan sebagainya.
b. Personal stressor yaitu ancaman atau gangguan yang lebih kuat atau  kehilangan besar terhadap sesuatu yang terjadi pada level individual seperti  kehilangan orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, masalah keuangan dan  masalah pribadi lainnya.
           
            Ditambahkan Freese Gibson (dalam Rachmaningrum, 1999) umur adalah salah  satu faktor penting yang menjadi penyebab stres, semakin bertambah umur  seseorang, semakin mudah mengalami stres. Hal ini antara lain disebabkan oleh  faktor fisiologis yang telah mengalami kemunduran dalam berbagai kemampuan  seperti kemampuan visual, berpikir, mengingat dan mendengar.
            Pengalaman kerja juga mempengaruhi munculnya stres kerja. Individu yang  memiliki pengalaman kerja lebih lama, cenderung lebih rentan terhadap tekanantekanan dalam pekerjaan, daripada individu dengan sedikit pengalaman (Koch &  Dipboye, dalam Rachmaningrum,1999). Selanjutnya masih ada beberapa faktor  lain yang dapat mempengaruhi tingkat stres, yaitu kondisi fisik, ada tidaknya dukungan sosial, harga diri, gaya hidup dan juga tipe kepribadian tertentu  (Dipboye, Gibsin, Riggio dalam Rachmaningrum, 1999)

Pengalaman Penulis terkait stress negatif:
            Banyak hal dalam kehidupan ini yang berliku dan menimbulkan kecemasan dalam tapaki hari, yah tapi itulah sebagai siklus kehidupan kita.. memiliki banyak masalah dan ancaman, adalah sesuatu yang wajar, ketika salah mengambil keputusan, salah mempersepsi fakta dan tak pandai memecahkan masalah, sehingga hal itu merumitkan dan kita merasa berputus asa, jujur saya pun sering mengalami hal demikian, pernah ketika saya mengalami masalah ketika menjelang ujian akhir sekolah, kepanikan yang luar biasa menghinggapi diri hingga tak nafsu makan, sebenarnya ketika ditelisik terkait kesiapan diri menghadapi ujian, saya sudah siap belajar pun, sudah optimal dan sesanggupnya .. namun karena didepan mata saya, memiliki serasa memiliki ancaman, ketakutan, kecemasan akan ketidaklulusan dalam menghadapi ujian akhir sekolah, hingga mengakibatkan saya sakit keras tiga hari menjelang ujian akhir, efek strees yang berlebihan, dan menjadi beban psikis.. yang pada akhirnya ketika ujian tiba, mengganggu konstrasi saya dalam mengerjakan soal ujian, meskipun pada akhir pengumuman lulus ujian, saya dapatkan nilai optimal dan saya mendapat peringat dua, nilai terbaik satu angkatab, pada saat itu, alhamdulillah J

Pengalaman penulis terkait stress positif
            Dalam menjalankan aktivitas sehari-haripun, sering kita jumpai masalah kecil ataupun besar, namun semua tergantung dari bagaimana kita menyikapinya bukan? Pengalamn saya terkait stress yang menghasilkan perilaku positif adalah ketika saya sudah kuliah, jujur saja, ketika awal-awal semster saya stress berat, tidak hanya masalah mata kuliah, tapi lingkungan sosial dimana saya berinteraksi, tahun pertama saya memasuki dunia kuliah, saya takut tak miliki teman, tak banyak yang membatu saya dalam memecahkan masalah dan menyelesaikan tugas, dan berbagai macam pikiran negatif lainnya. Hingga pada akhirnya saya sering merenung dan saya berfikir saya harus bangkit dan tidak banyak berfikir negatif, saya yang awalnya gadis pendiam, tiba –tiba jadi banyak omong dan cerewat ^_^, memupuk diri dengan rasa berani dan percaya diri, bahwa saya akan diterima dalam lingkungan sosial saya, serta saya percaya diri secara akademik pun saya pintar (sangat percaya diri nii kayaknya hehhehee) tapi, inilah proses akibat saya stress dengan takut dan cemas, saya memberanikan diri untuk menjaddi pribadi yang diterima oleh kawan-kawan saya, dan akhirnya saya tak canggung lagi dan saya miliki banyak teman, alhamdulillah ^_^


sumber penulisan teori :


Kamis, 02 Mei 2013

Teori : Psikoanalisa : (Carl Gustav Jung), Behaviorisme : (B.F Skinner), Humanisme : (Abraham Maslow)


A.           Teori Psikoanalisa Oleh Jung
             Jung dilahirkan pada tanggal 26 Juli 1875 di Kesswil dan meninggal pada tanggal 6 Juni 1961 diKusnach, Swiss. Ia lulus dari Fakultas kedokteran Universitas Basle pada tahun 1900. Pada tahun1923 ia berhenti menjadi dosen untuk mengkhususkan dirinya dalam riset-riset. Sejak 1906 iamulai tulis menulis surat kepada Sigmund Freud yang baru dijumpainya pertama kali setahunkemudian yakni tahun 1907. Pertemuan yang terjadi di Wina tersebut sangat mengesankankedua belah pihak, sehingga terjadi tali persahabatan antara mereka. Freud begitu menaruhkepercayaan kepada Jung, sehingga Jung dianggap sebagai orang yang patut menggantikanFreud di kemudian hari.Carl Gustav Jung adalah murid Sigmund Freud. Freud adalah adalah penggagas psikoanalisa yangmerupakan seorang Jerman keturunan Yahudi. Ia dilahirkan pada tanggal 6 Mei 1865 di Freiberg,dan pada masa bangkitnya Hitler ia harus melarikan diri ke Inggris dan meninggal di London padatanggal 23 September 1939.Meskipun mengambil beberapa pendapat gurunya, ia tidak sepenuhnya sependapat denganFreud, terutama karena gurunya tersebut terlalu menekankan pada seksualitas dan berorientasiterhadap materialistis dan biologis di dalam menjelaskan teoriteorinya
1.            Doktrin Jung
            Doktrin Jung yang dikenal dengan psikologi analitis (analytical psychology), sangat dipengaruhioleh mitos, mistisisme, metafisika, dan pengalaman religius. Ia percaya bahwa hal ini dapatmemberikan keterangan yang memuaskan atas sifat spiritual manusia, sedangkan teori-teoriFreud hanya berkecimpung dengan hal-hal yang sifatnya keduniaan semata. (Carl Gustav Jung,1989: 10.) Jung mendefinisikan kembali istilah-istilah psikologi yang dipakai pada saat itu, khususnya yangdipakai oleh Freud. Ego, menurut Jung, merupakan suatu kompleks yang terletak di tengah-tengah kesadaran, yakni keakuan.Istilah Freud lainnya yang didefinisikannya kembali adalah libido. Bagi Jung, libido bukan hanyamenandakan energi seksual, tetapi semua proses kehidupan yang penuh energi: dari aktivitasseksual sampai penyembuhan (Kohnsamm dan B.G Palland, 1984: 92).Id, ego, dan superego, adalah istilah istilah yang tak pernah dipakai oleh Jung. Sebagai gantinya,ia menggunakan istilah conciousness (kesadaran), personal unconciousness (ketidaksadaranpribadi), dan collective unconciousness (ketidaksadaran kolektif Conciousness dan personal unconciousness sebagian dapat diperbandingkan dengan id dan ego,tetapi terdapat perbedaan yang sangat berarti antara superego-nya Freud dengan collectiveunconciousness, karena Jung percaya bahwa yang terakhir ini adalah wilayah kekuatan jiwa(psyche) yang paling luas dan dalam, yang mengatur akar dari empat fungsi psikologis, yaitusensasi, intuisi, pikiran, dan perasaan. Selain itu, juga mengandung warisan memori-memorirasial, leluhur dan historis.Untuk dapat mengerti aspek-aspek metafisik dalam teori mimpi Jung, menurut penulis kita harusmenelusuri dan memahami berbagai terma yang biasa dipakai oleh Jung di dalam menguraikanteori mimpinya.
2.            Struktur Psyche Menurut Jung
            Menurut Jung,  Psyche adalah kesatuan yang di dalamnya terdapat semua pikiran, perasaan dantingkah laku baik yang disadari maupun tidak disadari yang saling berinteraksi satu sama lainnya.Struktur  psyche menurut Jung terdiri dari
1.      Ego
Ego merupakan jiwa sadar yang terdiri dari persepsi, ingatan, pikiran dan perasaan-perasaansadar. Ego bekerja pada tingkat conscious Dari ego lahir perasaan identitas dan kontinyuitasseseorang. Ego seseorang adalah gugusan tingkah laku yang umumnya dimiliki dan ditampilkansecara sadar oleh orang-orang dalam suatu masyarakat. Ego merupakan bagian manusia yangmembuat ia sadar pada dirinya.
2.      Personal Unconscious
Struktur  psyche ini merupakan wilayah yang berdekatan dengan ego Terdiri dari pengalaman-pengalaman yang pernah disadari tetapi dilupakan dan diabaikan dengancara repression atau suppression. Pengalaman-pengalaman yang kesannya lemah juga disimpan kedalam  personal unconscious. Penekanan kenangan pahit kedalam  personal unconscious dapatdilakukan oleh diri sendiri secara mekanik namun bisa juga karena desakan dari pihak luar yangkuat dan lebih berkuasa. Kompleks adalah kelompok yang terorganisir dari perasaan, pikiran daningatan-ingatan yang ada dalam personal unconscious. Setiap kompleks memilki inti yang menarik atau mengumpulkan berbagai pengalaman yang memiliki kesamaan tematik, semakinkuat daya tarik inti semakin besar pula pengaruhnya terhadap tingkah laku manusia. Kepribadiandengan kompleks tertentu akan didominasi oleh ide, perasaan dan persepsi yang dikandung olehkompleks itu.
3.      Collective Unconscious
Merupakan gudang bekas ingatan yang diwariskan dari masa lampau leluhur seseorang yangtidak hanya meliputi sejarah ras manusia sebagai sebuah spesies tersendiri tetapi juga leluhur pramanusiawi atau nenek moyang binatangnya. Collective unconscious terdiri daribeberapa Archetype, yang merupakan ingatan ras akan suatu bentuk pikiran universal yangditurunkan dari generasi ke generasi. Bentuk pikiran ini menciptakan gambaran-gambaran yangberkaitan dengan aspek-aspek kehidupan, yang dianut oleh generasi terentu secara hampirmenyeluruh dan kemudian ditampilkan berulang-ulang pada beberapa generasi berikutnya. Beberapa archetype
yang dominan seakan terpisah dari kumpulan archetype lainnya danmembentuk satu sistem sendiri.

Empat archetype yang penting dalam membentuk kepribadianseseorang adalah :

a.       Persona
yang merupakan topeng yang dipakai manusia sebagai respon terhadap tuntutan-tuntutan kebiasaan dan tradisi masyarakat serta terhadap kebutuhan archetypal sendiri
b.       Anima & Animus
merupakan elemen kepribadian yang secara psikologis berpengaruh terhadapsifat bisexual manusia. Anima Adalah archetype sifat kewanitaan / feminine pada laki-laki,sedangkan Animus Adalah archetype sifat kelelakian / maskulin pada perempuan.
c.       Shadow
Adalah archetype yang terdiri dari insting-insting binatang yang diwarisi manusiadalam evolusinya dari bentuk-bentuk kehidupan yang lebih rendah kebentuk yang lebih tinggi.
d.       Self
yang secara bertahap menjadi titik pusat dari kepribadian yang secara psikologisdidefinisikan sebagai totalitas psikis individual dimana semua elemen kepribadianterkonstelasi disekitarnya. Self  membimbing manusia kearah self-actualization, merupakantujuan hidup yang terus-menerus diperjuangkan manusia tetapi jarang tercapai.

3.            Tipologi Jung
          Menurut teori psikoanalisa dari Jung ada dua aspek penting dalam kepribadian yaitu sikap danfungsi. Sikap terdiri dari introvert  Dan ekstrovert, sedangkan fungsi terdiri dari thinking, feeling,sensing dan intuiting. Dari kedelapan hal ini maka diperoleh tipologi Jung, yaitu :
1.      Thinking ekstrovert  :Hidup mengikuti peraturan yang pasti. Objektif dan dingin. Pemikirannya positif dan dogmatic.
2.      Feeling ekstrovert  :Sangat emosional dan sangat menghormati otoritas dan tradisi. Mudah bergaul dan mencariharmoni dengan dunia.
3.      Sensing ekstrovert  :Mencari kesenangan, riang, mudah menyesuaikan diri, secara konstan mencari pengalaman-pengalaman sensoris yang baru, sangat mungkin tertarik pada makanan yang baik dan seni,sangat realistis.
4.      Intuition ekstrovert Keputusan dilandasi oleh penelusuran dan bukan fakta, sangat mudah berubah dan kreatif, tidaktahan dengan satu ide terlalu lama, lebih suka beralih dari satu id eke ide yang lain, sangatmengenal unconscious dirinya
5.      Thingking introvert :Sangat menghargai privasi, terhambat secara social dan penilaiannya payah, merupakan seorangyang sangat intelek yang mengabaikan segi praktis dalam kehidupan sehari-hari.
6.      Feeling introvert :Pendiam, pemikir, sangat peka, kekanak-kanakan, tidak mempedulikan perasaan dan pendapatorang lain, emosi sangat kurang.
7.      Sensing introvert :Kehidupannya hanya diarahkan oleh apa yang terjadi, artistic, pasif dan kalem. Menghindari “Human Affair” karena dia juga lebih mempedulikan apa yang terjadi 1.
8.      Intuition introvert  :Aneh, eksentrik, suka menciptakan ide baru tapi aneh, sulit dimengerti oleh orang lain tapi tidakmenjadi masalah, hidupnya dipengaruhi oleh pengalaman-pengalam subjektifnya

4.            Tahap Perkembangan Kepribadian Jung
             Tahap perkembangan kepribadian Jung terdiri dari 4 tahap, yaitu childhood, youth Dan youngadulthood, middle age dan old age. Pada tahap kedua menekankan akan adaptasi terhadapkehidupan social dan ekonomi. Jung memperlihatkan ketertarikannya pada tahap perkembangankepribadian ketiga yaitu middle age , karena disini terdapat proses yang penting dari puncakdari individuation dan orang mulai merubah kepedulian terhadap materi menjadi kepedulianspiritual.

5.            Aktivitas Energi Psikis, Individuation , dan Transcendent Function
            Energi psikis muncul dari pengalaman individual dan merupakan energi untuk berpikir,berkeinginan, memelihara, dan berjuang. Energi psikis mengikuti hukum equivalence danentropy  dari hukum thermodinamika. Dimana jumlah energi tidak akan berubah dan salingberinteraksi agar mencapai keseimbangan. Energi psikis melakukan dua tujuan hidup yaitumempertahankan diri dan mengembangkan budaya dan aktivitas spiritual denganmelakukan  progression , sublimation (energi bergerak maju) , regression dan repression (yangmenekan ke ketidak sadaran).
            Progression adalah keadaan dimana kesadaran/ ego dapat menyesuaikan diri secara memuaskanbaik terhadap tuntutan dunia luar maupun kebutuhan ketidak sadaran, yang menyebabkanperkembangan bergerak maju. Apabila gerak maju ini terganggu oleh suatu rintangan, dan karenanya libido tercegah untuk digunakan secara maju maka libido akan melakukan regresi ,yaitu kembali ketahap sebelumnya atau masuk ke ketidak sadaran atau dikenaldengan repression . Sedangkan sublimation adalah transfer energi dari proses yang lebih primitif,instinktif dan rendah diferensiasinya ke proses yang lebih bersifat kultural, spiritual dan tinggidiferensiasinya.
            Individuation adalah proses untuk mencapai kepribadian yang integral serta sehat, dimana semuasistem atau aspek kepribadian harus mencapai taraf diferensiasi dan perkembangan yangsepenuh-penuhnya, disebut juga proses pembentukan diri, atau penemuan diri.
            Transcendent function adalah kemampuan untuk mempersatukan segala kecenderungan yangsaling berlawanan dan mengolahnya menjadi satu kesatuan yang sempurna dan ideal. Tujuandari fungsi ini adalah menjelmakan manusia sempurna, realisasi serta aktualisasi segala aspek-aspek yang tersembunyi dalam ketidak sadaran. Fungsi inilah yang mendorong manusiamengejar kesempurnaan kepribadian.
6.            Contoh perilaku :
Dengan mengkombinasikan 2 attitude dan 4 fungsi, Jung menguraikan 8 tipe manusia, yaitu:
a.       Introversion-Thinking
Orang dengan sikap yang introvert  dan fungsi thinking yang dominan biasanya tidak memilikiemosi dan tidak ramah serta kurang bisa bergaul. Hal ini terjadi karena mereka memilikikecenderungan untuk memperhatikan nilai abstrak dibandingkan orang-orang dan lingkungansekitarnya. Mereka lebih mengejar dan memperhatikan pemikirannya tanpa memperdulikanapakah ide mereka diterima oleh orang lain atau tidak.
b.       Extraversion-Thinking
Contoh orang dengan sikap extrovert  dan fungsi thinking yang dominan adalah ilmuwan danpeneliti. Mereka memiliki kecenderungan untuk muncul seorang diri, dingin dan sombong. Sepertipada tipe pertama, mereka juga me-repress fungsi feeling Kenyataan yang obyektif merupakanaturan untuk mereka dan mereka menginginkan orang lain juga berpikir hal yang sama.
c.       Introversion-Feeling
Orang dengan introversion-feeling berpengalaman dalam emosi yang kuat, tapi merekamenutupinya. Contoh orang dengan sikap introvert  dan fungsi feeling yang dominan adalahseniman dan penulis, dimana mereka mengekspresikan perasaannya hanya dalam bentuk seni.Mereka mungkin menampilkan keselarasan didalam dirinya dan self-efficacy , namun perasaanmereka dapat meledak dengan tiba-tiba.
d.       Extraversion-Feeling
Pada orang dengan sikap extraversion dan fungsi feeling yang dominan perasaan dapat berubahsebanyak situasi yang berubah. Kebanyakan dari mereka adalah aktor. Mereka cenderung untukemosional dan moody  tapi terkadang sikap sosialnya dapat muncul.
e.       Introversion-Sensation
Orang ini cenderung tenggelam dalam sensasi fisik mereka dan untuk mencari hal yang tidakmenarik dari dunia sebagai perbandingan. Biasanya mereka adalah orang-orang yang tenang,kalem, self-controlled  , tapi mereka juga membosankan dan kurang bisa berkomunikasi.
f.        Extraversion-Sensation
Orang dengan tipe ini biasanya adalah businessman. Mereka biasanya realistik, praktis, danpekerja keras. Mereka menikmati apa yang dapat mereka indrai dari dunia ini, menikmati cintadan mencari kegairahan. Mereka mudah dipengaruhi oleh peraturan dan mudah ketagihan padaberbagai hal.
g.       Introversion-Intiuting
Pemimipi, peramal, dan orang aneh biasanya adalah orang dengan sikap introvert
Danfungsi intuitif  yang dominan. Mereka terisolasi dalam gambaran-gambaran primitif yang artinyatidak selalu mereka ketahui namun selalu muncul dalam pikiran mereka. Mereka memilikikesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain, tidak praktis namun memiliki intuisi yangsangat tajam dibandingkan orang lain.
h.      Extraversion-Intuiting 
Penemu dan pengusaha biasanya memiliki sikap extravert  dan fungsi intuitif  yang dominan,mereka adalah orang-orang yang selalu mencari sesuatu yang baru. Mereka sangat baik dalammempromosikan hal-hal yang baru. Namun mereka tidak dapat bertahan pada satu ide,pekerjaan maupun lingkungan karena sesuatu yang baru merupakan tujuan hidup mereka.

B.            Teori Behaviorisme Oleh B.F Skinner
1.            Sejarah Muncul nya teori B.f Skiner
            Asas pengkondisian operan B.F Skinner dimulai awal tahun 1930-an, pada waktu keluarnya teori S-R. Pada waktu keluarnya teori-teori S-R. pada waktu itu model kondisian klasik dari Pavlov telah memberikan pengaruh yang kuat  pada pelaksanaan penelitian. Istilah-istilah seperti cues (pengisyratan), purposive behavior (tingkah laku purposive) dan drive stimuli (stimulus dorongan) dikemukakan untuk menunjukkan daya suatu stimulus untuk memunculkan atau memicu suatu respon tertentu.
            Skinner tidak sependapat dengan pandangan S-R dan penjelasan reflex bersyarat dimana stimulus terus memiliki sifat-sifat kekuatan yang tidak mengendur. Menurut Skinner penjelasan S-R tentang terjadinya perubahan tingkah laku tidak lengkap untuk menjelaskan bagaimana organisme berinteraksi dengan lingkungannya. Bukan begitu, banyak tingkah laku menghasilkan perubahan atau konsekuensi pada lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap organisme dan dengan begitu mengubah kemungkinan organisme itu merespon nanti.
            Asas-asas kondisioning operan adalah kelanjutan dari tradisi yang didirikan oleh John Watson. Artinya, agar psikologi bisa menjadi suatu ilmu, maka studi tingkah laku harus dijadikan fokus penelitian psikologi. Tidak seperti halnya teoritikus-teoritikus S-R lainnya, Skinner menghindari kontradiksi yang ditampilkan oleh model kondisioning klasik dari Pavlov dan kondisioning instrumental dari Thorndike. Ia mengajukan suatu paradigma yang mencakup kedua jenis respon itu dan berlanjut dengan mengupas kondisi-kondisi yang bertanggung jawab atas munculnya respons atau tingkah laku operan.

2.            Kajian Umum teori B.F Skinner
            Inti dari teori behaviorisme Skinner adalah Pengkondisian operan (kondisioning operan). Pengkondisian operan adalah sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari prilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas prilaku itu akan diulangi. Ada 6 asumsi yang membentuk landasan untuk kondisioning operan (Margaret E. Bell Gredler, hlm 122). Asumsi-asumsi itu adalah sebagai berikut:
1.      Belajar itu adalah tingkah laku.
2.      Perubahan tingkah-laku (belajar) secara fungsional berkaitan dengan adanya perubahan dalam kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-kondisi lingkungan.
3.      Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya dapat di tentukan kalau sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi eksperimennya di devinisikan menurut fisiknya dan di observasi di bawah kondisi-kondisi yang di control secara seksama.
4.      Data dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya sumber informasi yang dapat di terima tentang penyebab terjadinya tingkah laku.

a.    Tabel Perbandingan Respons Elisit dan Tingkah-Laku Operan

1.      Tingkah-laku organisme secara individual merupakan sumber data yang cocok.
2.      Dinamika interaksi organisme dengan lingkungan itu sama untuk semua jenis mahkluk hidup.
            Berdasarkan asumsi dasar tersebut menurut Skinner (J.W. Santrock, 272) 
unsur yang terpenting dalam belajar adalah adanya penguatan (reinforcement ) dan hukuman (punishment).
b.            Penguatan dan Hukuman.
          Penguatan (reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Sebaliknya, hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku.
            Penguatan boleh jadi kompleks. Penguatan berarti memperkuat. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua bagian:
a.       Penguatan positif adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding). Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan, dll), perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb).
b.       Penguatan negatif, adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll).
            Satu  cara untuk mengingat perbedaan antara penguatan positif dan penguatan negatif adalah dalam penguatan positif ada sesuatu yang ditambahkan atau diperoleh. Dalam penguatan negatif, ada sesuatu yang dikurangi atau di hilangkan. Adalah mudah mengacaukan penguatan negatif dengan hukuman. Agar istilah ini tidak rancu, ingat bahwa penguatan negatif meningkatkan probabilitas terjadinya suatu prilaku, sedangkan hukuman menurunkan probabilitas terjadinya perilaku. Berikut ini disajikan contoh dari konsep penguatan positif, negatif, dan hukuman (J.W Santrock, 274).



            Ingat bahwa penguatan bisa berbentuk postif dan negatif. Dalam kedua bentuk itu, konsekuensi meningkatkan prilaku. Dalam hukuman, perilakunya berkurang.
            Kupasan yang dilakukan Skinner menghasilkan suatu sistem ringkas yang dapat diterapkan pada dinamika perubahan tingkah laku baik di laboratorium maupun di dalam kelas. Belajar, yang digambarkan oleh makin tingginya angka keseringan respons, diberikan sebagai fungsi urutan ketiga unsure (SD)-(R)-(R Reinsf). Skinner menyebutkan praktek khas menempatkan binatang percobaan dalam “kontigensi terminal”. Maksudnya, binatang itu harus berusaha penuh resiko, berhasil atau gagal, dalam mencari jalan lepas dari kurungan atau makanan. Bukannya demikian itu prosedur yang mengena ialah membentuk tingkah-laku binatang itu melalui urutan Sitimulus-respon-penguatan yang diatur secara seksama.
            Dikelas, Skinner menggambarkan praktek “tugas dan ujian” sebagai suatu contoh menempatkan pelajar yang manusia itu dalam kontigensi terminal juga. Skinner menyarankan penerapan cara pemberian penguatan komponen tingkah laku seperti menunjukkan perhatian pada stimulus dan melakukan studi yang cocok terhadap tingkah laku. Hukuman harus dihindari karena adanya hasil sampingan yang bersifat emosional dan tidak menjamin timbulnya tingkah laku positif yang diinginkan. Analisa yang dilakukan Skinner tersebut diatas meliputi peran penguat berkondisi dan alami, penguat positif dan negative, dan penguat umum.
Dengan demikian beberapa prinsip belajar yang dikembangkan oleh Skinner antara lain:
·         Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika benar diberi penguat.
·         Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
·         Materi pelajaran, digunakan sistem modul.
·         Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
·         Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Namun ini lingkungan perlu diubah, untuk menghindari adanya hukuman.
·         Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebagainya. Hadiah diberikan dengan digunakannya jadwal variable rasio reinforcer.
·         Dalam pembelajaran, digunakan shaping.
            Disamping itu pula dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :
a.       Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.
b.       Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat melalui proses conditioning  itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.

3.            Kelebihan dan kekurangan teori B.F Skinner
a.    Kelebihan
            Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya. hal ini ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan adanya pembentukan lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan meminimalkan terjadinya kesalahan.
b.    Kekurangan
            Beberapa kelemahan  dari teori ini berdasarkan analisa teknologi (Margaret E. B. G. 1994) adalah bahwa: (i) teknologi untuk situasi yang kompleks tidak bisa lengkap; analisa yang berhasil bergantung pada keterampilan teknologis, (ii) keseringan respon sukar diterapkan pada tingkah laku kompleks sebagai ukuran peluang kejadian. Disamping itu pula, tanpa adanya sistem hukuman akan dimungkinkan akan dapat membuat anak didik menjadi kurang mengerti tentang sebuah kedisiplinan. hal tersebuat akan menyulitkan lancarnya kegiatan belajar-mengajar. Dengan melaksanakan mastery learning, tugas guru akan menjadi semakin berat.
            Beberapa Kekeliruan dalam penerapan teori Skinner adalah penggunaan hukuman sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa. Menurut Skinner hukuman yang baik adalah anak merasakan sendiri konsekuensi dari perbuatannya. Misalnya anak perlu mengalami sendiri kesalahan dan merasakan akibat dari kesalahan. Penggunaan hukuman verbal maupun fisik seperti: kata-kata kasar, ejekan, cubitan, jeweran justru berakibat buruk pada siswa.


            Beberapa kesimpulan yang dapat diberikan  setelah mengkaji teori belajar B.F Skinner adalah sebagai berikut:
Beberapa unsur dasar dalam teori operan kondisioning Skinner dijelaskan pada tabel berikut:

1.      Teori belajar operan kondisioning  Skinner memberi banyak kontribusi untuk praktik pengajaran. Konsekuensi penguatan dan hukuman adalah bagian dari kehidupan dan murid. Jika dipakai secara efektif, pandangan teori ini akan mendapat membantu para guru dalam pengelolaan kelas. Demikian pula prinsip-prinsip dan hukum-hukum belajar yang tertuang dalam teori ini akan membantu guru dalam menggunakan pendekatan pengajaran yang cocok untuk mencapai hasil belajar dan perubahan tingkah laku yang positif bagi anak didik.
2.      kritik terhadap teori pengkondisian operan Skinner adalah seluruh pendekatan itu terlalu banyak menekankan pada control eksternal atas perilaku murid. Teori ini berpandangan bahwa strategi yang lebih baik adalah membantu murid belajar mengontrol perilaku mereka sendiri dan menjadi termotivasi secara internal. Beberapa kritikus mengatakan bahwa bukan ganjaran dan hukuman yang akan mengubah perilaku, namun keyakinan atau ekspektasi bahwa perbuatan tertentu akan diberi ganjaran atau hukuman. atau dengan kata lain teori behaviorisme tidak memberi cukup perhatian pada proses kognitif dalam proses belajar
C. Teori Humanistik Oleh Abraham Maslow
            Humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan bertindak positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik yang beraliran humanism biasanya memfokuskan pengajarannya pada pembangunan kemampuan positif ini.
            Kemampuan positif disini erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang terdapat dalam domain afektif. Emosi adalah karakterisitik yang sangat kuat yang nampak dari para pendidik beraliran humanisme. Humanistik tertuju pada masalah bagaimana tiap individu dipengaruhi dan dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Teori humanisme ini cocok untuk diterapkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial.
            Tokoh pencetus aliran humanisme adalah Arthur Combs, Abraham Maslow, Carl Rogers, Erich Fromm daan Viktor Frankl.
1.             Abraham Maslow
            Abraham Harold Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tanggal 1 April 1908. Maslow dibesarkan dalam keluarga Yahudi Rusia dengan orangtua yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Pada masa kecilnya, ia dikenal sebagai anak yang kurang berkembang dibanding anak lain sebayanya. Ia mengatakan bahwa dirinya adalah seorang anak Yahudi yang tumbuh dalam lingkungan yang mayoritas dihuni oleh non Yahudi.
            Ia merasa terisolasi dan tidak bahagia pada masa itu. Ia tumbuh di perpustakaan diantara buku-buku. Ia awalnya berkuliah umum, namun pada akhirnya, ia memilih untuk mempelajari psikologi dan lulus dari Universitas Wisconsin. Pada saat ia berkuliah, ia menikah dengan sepupunya yang bernama Bertha pada bulan Desember 1928 dan bertemu dengan mentor utamanya yaitu Profesor Harry Harlow. Ia memperoleh gelar bachelor pada 1930, master pada 1931, dan Ph.D pada 1934. Maslow kemudian memperdalam riset dan studinya di Universitas Columbia dan masih mendalami subjek yang sama. Di sana ia bertemu dengan mentornya yang lain yaitu Alfred Adler, salah satu kolega awal dari Sigmund Freud.
            Pada tahun 1937-1951, Maslow memperdalam ilmunya di Brooklyn College. Di New York, ia bertemu dengan dua mentor lainnya yaitu Ruth Benedict seorang antropologis, dan Max Wertheimer seorang Gestalt psikolog, yang ia kagumi secara profesional maupun personal. Kedua orang inilah yang kemudian menjadi perhatian Maslow dalam mendalami perilaku manusia. Maslow menjadi pelopor aliran humanistik psikologi yang terbentuk pada sekitar tahun 1950 hingga 1960-an. Ia menghabiskan masa pensiunnya di California, sampai akhirnya ia meninggal karena serangan jantung pada 8 Juni 1970. Kemudian ia dianugerahkan gelar Humanist of the Year oleh Asosiasi Humanis Amerika pada tahun 1967.
2.            Asumsi dan Prinsip Dasar Teori
            Ahli-ahli teori humanistik menunjukkan bahwa (1) tingkah laku  individu pada mulanya ditentukan oleh bagaimana mereka merasakan dirinya sendiri dan dunia sekitarnya, dan (2) individu bukanlah satu-satunya hasil dari lingkungan mereka seperti yang dikatakan oleh ahli teori tingkah laku, melainkan langsung dari dalam (internal), bebas memilih, dimotivasi oleh keinginan untuk aktualisasi diri (self-actualization) atau memenuhi potensi keunikan mereka sebagai manusia.
3.            Abraham Maslow mengatakan bahwa di dalam diri individu ada dua hal:
a.       Suatu usaha yang positif untuk berkembang
b.       Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu
            Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarki. Bila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti kebutuhan psikologis, barulah ia dapat menginginkan kebutuhan yang terletak di atasnya, ialah kebutuhan mendapatkan rasa aman dan seterusnya.
            Maslow Berfokus pada individu secara keseluruhan, bukan hanya satu aspek individu, dan menekankan kesehatan daripada sekedar penyakit dan masalah.
4.            Detail Teori
            Teori yang terkenal dari Maslow yang merupakan salah satu tokoh humanistik adalah teori tentang Hirarki Kebutuhan. Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Kebutuhan fisiologis atau dasar
2.      Kebutuhan akan rasa aman
a.       Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
b.       Kebutuhan untuk dihargai
c.       Kebutuhan untuk aktualisasi diri
            Maslow (1968) berpendapat bahwa ada hierarki kebutuhan manusia. Kebutuhan untuk tingkat yang paling rendah yaitu tingkat untuk bisa survive atau mempertahankan hidup dan rasa aman, dan ini adalah kebutuhan yang paling penting. Tetapi jika manusia secara fisik terpenuhi kebutuhannya dan merasa aman, mereka akan distimuli untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi, yaitu kebutuhan untuk memiliki dan dicintai dan kebutuhan akan harga diri dalam kelompok mereka sendiri. Jika kebutuhan ini terpenuhi orang akan kembali mencari kebutuhan yang lebih tinggi lagi, prestasi intelektual, penghargaan estetis dan akhirnya self-actualization.
            Maslow (1954) menyusun hirerarki kebutuhan. Di dalam hirarki ini, ia menggunakan suatu susunan piramida untuk menjelaskan dorongan atau kebutuhan dasar yang memotivasi individu. Kebutuhan yang paling dasar, yakni kebutuhan fisiologis akan makanan, air, tidur, tempat tinggal, ekspresi seksual, dan bebas dari rasa nyeri, harus dipenuhi pertama kali. Tingkat kedua adalah kebutuhan akan keselamatan, keamanan, dan bebas dari bahaya atau ancaman kerugian. Tingkat ketiga ialah kebutuhan akan mencintai dan memiliki, yang mencakup membina keintiman, persahabatan, dan dukungan. Tingkat keempat ialah kebutuhan harga diri, yang mencakup kebutuhan untuk dihormati dan diargai orang lain. Tingkat yang paling tinggi ialah aktualisasi diri, kebutuhan akan kecantikan, kebenaran, dan  keadilan.         
            Maslow mengajikan hipotesis bahwa kebutuhan dasar di tingkat paling bawah  piramida akan mendominasi perilaku individu sampai kebutuhan tersebut dipenuhi, kemudian kebutuhan tingkat selanjutnya menjadi dominan.
            Maslow menggunakan istilah aktualisasi diri untuk menjelaskan individu yang telah mencapai semua kebutuhan hirarki dan mengembangkan potensinya secara keseluruhan dalam hidup. 
            Teori Maslow menjelaskan bahwa perbedaan individu terletak pada motivasinya, yang tidak selalu stabil seanjang kehidupan. Lingkungan hidup yang traumatic atau kesehatan yang terganggu dapat menyebabkan individu mundur ke tingkat motivasi yang lebih rendah.
Kedudukan Pengasuhan dalam Teori
            Dalam pendekatan humanistik, orang tua diajarkan untuk mencerminkan perasaan anak-anak mereka dan membantu mereka tumbuh dalam kesadaran diri dan pemahaman, serta memfasilitasi kematangan psikologis anak-anak mereka.

            Abraham Maslow melengkapi pemikiran tersebut dengan teori motivasi. Menurutnya, potensi-potensi unik seorang anak akan muncul apabila diberi motivasi dengan cara penyampaian wawasan, contoh orang tua, pergaulan dengan teman lain, maupun pengalaman langsung.
            Dalam praktik pengasuhan, orang tua dianggap sebagai fasilitator yaitu menyediakan lingkungan dan sarana belajar anak untuk mengembangkan potensinya. Semakin dipenuhinya fasilitas yang dibutuhkan anak, akan semakin berkembang potensi-potensi yang dimiliki seorang anak.
            Selain itu, orang tua harus berperan sebagai motivator. Peran ini dilakukan dengan memberikan dorongan dan dukungan bagi berbagai hal yang menjadi minat seorang anak. Apabila anak melakukan kekeliruan tidak disalahkan atau disudutkan tetapi diberi berikan bimbingan dengan kalimat-kalimat yang membangkitkan semangat. Sehingga anak terpacu untuk melakukan tugasnya dan semakin tinggi tingkat pengaktualisasiannya.



Sumber :
Prasetya Irawan, dkk, 1997. Teori belajar. Dirjen Dikti: Jakarta
Arie Asnaldi, 2005. Teori –Teori belajar. http://asnaldi.multiply.com/journal/item/
B.F. Skinner and radical behaviorism,