Aku
tidak tahu, kalimat syukur seperti apalagi yang harus aku panjatkan untuk
hadiah terbesarku dalam kehidupanku saat ini, dirimu ibuku.. kau segalanya
bahkan kau menjadi nafas dalam tiap gerakku, penyemangat hidup karena surga ku
ada ditelapak mu,
Ya
Allah, begitu baiknya Engkau menganugerahi aku ibu seperti ini, betapa mulianya
Engkau memberikan sosok malaikat berwujud manusia yang anggun dan cantik nya
ia..
Bu,
bolehkah aku bertanya, hatimu terbuat dari apa? Mengapa begitu kuat dan
tegarnya, kadang takdir sering tak berphak padamu, takdir jahat sekali tak
pernah mengerti kondisi hatimu yang sedang luka dan terbelah, takdir tetap saja
datang padamu, membawa banyak kesedihan dan bencana yang gemuruhnya merontokan
jantung mu, perasaan mu yang tergilas, air matamu yang habis terkuras...
Bu,
hatimu terbuat dari apa? Hingga kau menjadi sekuat ini? Kadang aku cemburu
padamu, tiap ujian yang datang, kau melalui nya dengan sendirian, mereka yang
dekat dengan mu justru orang-orang yang paling sering melukaimu,
Bu
hatimu terbuat dari apa? Aku bahkan ketar –ketir saat harus memposisikan diri
menjadi sepertimu, aku menjadi manusia paling cengeng saat ku tahu ada yang
menusuk hatimu, saat ada yang menggoreskan dan membuat air matamu mengalir
karena kesedihan, aku adalah orang pertama yang selalalu menahan amarah dan
menyembunyikan sesakan air mata dibawah bantal, karena aku tak ingin tunjukan
air mataku dihadapan mu.
Bu,
betapa tersakitinya aku saat mereka menanamkan jeruji berkarat yang membuat
hatimu iritasi, lukanya tak sembuh dalam hitungan hari bahkan menahun, hatimu
menjadi infeksi dan berdarah-darah.
Bu,
aku ingin sampaikan bahwa hatiku juga terluka parah, aku seperti patah hati,
aku juga tersakiti saat engkau terdzalimi..
Bu,
aku terdiam seribu bahasa, aku tidak bisa utarakan rasa hatiku, begitu kagumnya
aku padamu, aku selalu berusaha menyeka luka ku, menyembuyikan lelehan air mata
darimu, sebisa ku aku selalu nampak sumringah dihadapan mu, ternyata kau pun
lebih pandai dariku, menyoal sembunyikan rasa sakit hati, kau selalu didepan
untuk menyelisihi.
Bu,
sekali lagi .. aku bertanya padamu, hatimu terbuat dari apa? Aku ingin
meneladani, tapi aku sendiri masih tergpoh bahkan tak mampu berdiri sendiri,
aku selalu berdoa untukmu, moga Allah menghadiahi mu surga terbaik Nya, surga
terindah Nya, surga yang paling cantik tiada duanya..
Tiap
hari aku mendoa tanpa sepengetahuan mu, bahwa tiap hari aku juga menangis
mengadu, mengiba penuh kasihan, segala rasa ingin ku pada Nya aku kembalikan..
Ibuku
yang paling aku cintai melebihi jiwa dan ragaku, mungkin bosan juga kau
mendengar gombalanku, bahkan tiap hari aku katakan aku mencintaimu, aku
berharap aku menjadi penguatmu, meski aku bukan obat yang akan menjadi
penyembuh semua lara dan luka mu..
Bu,
aku mencintaimu selalu.. selalu.. dan selalu begitu...
*selamat hari ibu tiap hari, tiap detik, tiap waktu :)