Memang,
memperbaiki niat itu harus setiap hari. bertanya tiap kali pada hati saat ingin
melakukan amalan, iyakah untuk mendapat pahala yang Allah janjikan? atau ia
dilakukan hanya untuk sebatas mencari sanjungan. melepas dahaga ria, yang
gemuruhnya ada di jiwa.
Jika
yang kita cari adalah berkah, dalam tiap ibadah, lantas mengapa masih merasa
pongah?, Jika yang dicari adalah surga, lantas mengapa kita makin tergelincir ke arah
neraka? Lagi-lagi untuk tiap kerja, kita akan bertanya. luruskah niatnya? Atau hanya
ingin berharap banyak dilihat mata..?
Iman,
mengharuskan pelakunya bergerak dengan pembuktian, tak sekedar lisan dan
ucapan-ucapan, pun Taqwa ia nya akan terindra, dari gerak yang refleksi nya
sampai ke laku dari dalam dada,
Siapa
yang bisa melihat iman dihati? Tak ada, kecuali hanya Allah yang berhak
menjustfikasi, siapa yang bisa melihat besarnya niatmu? Selain dirimu?
Iya
benar sekali, sandungan ria dan pujian nyatanya melenakan, membawa jiwa yang rakus dunia,
tergelincir pada yang tercela, ya Rabb sakit sekali jiwa kami, istigfar
berkali-kali pun tak cukup mengobati..
Kita,
pandai sekali beretorika, dengan banyak dibungkus bahasa intelektual, seolah
menjadi barang mahal, tapi sebenarnya hanya pembual. Menasihati dalam perkara
taqwa, namun sendirinya juga penuh luka cela.
Iman,
yang sejatinya ia adalah tanda. Kita berada digolongan mana, ucapan dan lisan,
yang ia pun menjadi penafsir, sesuai nyata atau sebatas syair. Juga laku dan
gerak, menjadi cermin, digolongan mana kita berpijak dan berpihak.
Semuanya
mewajibkan untuk satu sinergi, hingga tak ada timpang sana dan sini. Semua harus
selurus, agar dengki dan ujub tak cukup hebat untuk menggerus. Semua harus
beriringan, agar jalan menuju ridha terasa ringan.
Saling
mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran, begitu kata Allah dalam Al-qur’an. Semoga
Allah selalu menyirami hati, melalui ayat Nya, yang bijaksana dan luar biasa. mudah-mudahan
tiap kita saling bisa menginsafi, supaya tak saling menyakiti.
Dan
tentang niat dan keimanan, moga kian hari makin menawan, makin berani pada
nafsu untuk kita lawan dan redupkan...
05 pebruari 2016, sudut kamarku..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar