Tiba-tiba mata sulit sekali terpejam, seperti ada gumpalan
batu besar yang menahan dipelupuk mataku malam ini, malam ini malam ke lima
ramadhan ku .. sendu sekali rasa hati saat sedang seperti ini, tengah malam
sendiri, ada hanya suara jangkrik dan kodok setidaknya menjadi teman dalam
kejombloan ku malam ini... tapi tidak papa aku adalah gadis yang memiliki gelar
“jomblo terhormat” insya Allah.. hahha pede sekali sayaa ... ((dih ini apa siih
kok bahas masalah jomblo)) ...
Yaahh entahlah, ada hal yang tidak terduga kadang dalam
hidup kita yang harus menjadikan itu pilihan kita, banyak pilihan-pilihan yang
kita sendiri dibuat bingung oleh pilihan-pilihan itu sendiri, jadi maksud
tulisan ku ini adalah membahas tentang pilihan, iya pilihan hidup apa saja yang
penting pilihan,, bahkan aku sendiri masih bingung terhadap pilihan hidupku mau
kemana nantinya termasuk pilihan jodoh #nahhh lho kann.. hahaha
Kayaknya ini efek syndrom mahasiswa tingkat akhir, aku
berasa jadi ga jelas gini, jadi suka lupa dan nyasar kemana-mana apa yang mau
ditulis, sampe lupa kalau harus nulis skripsi -___- ughh parah pula ya aku
ini...
Mungkin ini hikmah dari pilihan ku masuk jurusan psikologi,
mungkin sembari mengobati ketidakjelasan dan ketidakwarasan pola pikirku,,,
hahaha (emang gue gilaa???) enggaa Cuma rada ga waras aja #astagfirullah..
Masuk jurusan psikologi memang menarik, sangat menarik..
awalnya aku tertarik dengan ilmu psikologi, karena kupikir aku akan mudah
membaca pikiran orang #biar ngalahin paranormal guys! Aahh tapii bohong...
ketika masuk jurusan psikologi yang ada aku malah keblinger hahahaaa #tu kan
jadi bisa berobat jalan masuk jurusan psikologi..
Bukan masalah lambat nya otakku mencerna pelajaran, bukan
pula karena kedodolan ku dalam menerima apa yang disampaikan dosen, ya meskipun
secara jujur itu menjadi salah satu alasan kenapa IPK aku ga pernah dapat
cumilaut alias cumelaude diatas 5.00 ... -____-
Tapi memang berdasar pemahaman yang aku dapatkan selama
kuliah, iya bisa dibilang banyak sekali kekeliruan ilmu yang aku dapat di dalam
ilmu psikologi itu sendiri.. tapi kita harus mampu bedakan ilmu psikologi yang
basis nya milik siapa? Milik “barat" atau milik ilmuan muslim?
Kita bisa lihat dari dua sisi, ilmu psikologi yang berdasar
dari konsep ilmu peradaban barat ketika kita melihat dari cara pandang kita
sebagai seorang muslim tentu akan kita temukan banyak ketimpangan dan
kekeliruan didalam konsep ilmu itu sendiri (kok guweh mulai serius yaakk
hahahaa)
Pengulangan tanpa pemikiran kembali terhadap teori-teori
dari barat dan praktek dalam disiplin psikologi mungkin merupakan salah satu
ancaman, yang paling serius terhadap status psikologi islam diantara sarjana
muslim dan orang awam kita, para psikolog barat mengemukaan teori-teori tentang
kepribadian, motivasi dan tingkah laku manusia yang dalam banyak hal
bertentangan dengan Islam, teori-teori dan terapannya ditutupi dengan sampul
yang menarik yaitu “ilmu pengetahuan” para psikolog muslim seperti halnya
dengan koleganya dibelahan bumi lainnya mempunyai keinginan yang kuat untuk
dikenal dibawah pani-panji yang berprestise, yaitu ilmu pengetahuan hingga
dorongan ini membuat dari mereka untuk menerima begitu saja teori dan praktek
yang sebenarnya tidak sesuai bila diterapkan dalam dunia Islam, sadar atau pun
tidak asas dalam pembentukan teori psikologi barat telah keliru jika kita lihat
dalam sudut pandang Islam.
Iya, kenapa bisa dibilang keliru? Jelas ketika pondasi
berfikir dalam menemukan teori itu sudah salah, maka otomatis salah kaprah pula
teori yang dibentuk darinya, terlebih hanya dalam masalah empiris saja yang tentu keabsahan nya masih perlu dipertanyakan,
memang dalam hal ini kita pun perlu mengakui tak semua ilmu psikologi dari
barat bertentangan dengan Islam, disini kita harus bersikap bijak dalam memilih
dan memilah mana yang sekiranya tak bertentangan dengan aqidah kita sebagai
seorang muslim.
Sebagai contoh, pada umumnya para psikolog penganut aliran
behaviorisme barat, mereka yang berorientasi pada eksperimen menyadari akan
adanya pengaruh faktor kebudayaan dalam pembentukan tingkah laku subjek yang
mereka pelajari, namun amat sedikit dan mereka yang menyadari peran komponen
ideologi dan sikap yang datang dari kebudayaan mereka, dan kemudian memberi
warna pada pemahaman dan pengamatan mereka terhadap subjek penelitian mereka
ini artinya, mereka melandaskan penelitian hanya pada sisi empirime saja yang
dilata belakangi oleh background sosiokultral mereka.
Psikolog barat yang berorentasi laboratorium dalam usahanya
menunjukan sikap ilmiah akan menyangkal bahwa ada dogma, atau kepercayaan yang
mempengaruhi konsep mereka tentang manusia, mereka akan mengatakan bahwa apa
yang mereka dapatkan adalah akurat dan berdasarkan bukti-bukti pengalaman, bahkan
mereka berusaha menunjukan sikap netral yang disertai dengan penghargaan
terhadap keberadaan Tuhan, akan tetapi meskipun demikian mereka sbenarnya
cenderung memperlakukan manusia sebagai hewan yang memiliki motivasi tunggal yaitu
menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik dan sosial, jika kita terka lebih
jeli maka artinya sudut pandang seperti ini adalah sudut pandang atheis, dimana
sebuah ilmu psikologi tanpa jiwa yang mempelajari manusia yang juga tak
berjiwa...
Kekeliruan dalam konsep pembentuka ilmu psikologi ini yang
menjadi kesalahan ilmu turunan dan teori-teori yang berkembang dalam psikologi
barat, psikologi barat tak lagi memiliki “ruh” ketika mengesampingkan dan membuag
Pencipta dalam kaitannya dengan manusia sebagai mahluk yang diciptakan oleh
Allah swt dalam worldview Islam.
Ini salah satu yang menjadikan aku makin keblinger setelah
masuk jurusan psikologi -___- ada banyak hal lagi yang harus ku gali dan
mendalami ilmu psikologi, iya setelah menceburkan diri dalam jurusan ini,
semakin banyak PR dan ilmu yang harus aku raup.. dimana salah nya, apa yang
harus kuambil dan kubuang.. serasa memiliki “beban moral” yang harus aku
pertanggungjawabkan kepada ummat #eciyeehh .. bukan itu saja, pertanggung
jawaban ku pada Allah lebih tepatnya, atas semua ilmu dan pengetahuan..
moga
Allah ridho terhadap apa yang aku lakukan...
Detik—detik mulai ngantukk... jelang sahur....
Senin, 22/06/2015