Didalam didunia
ini, tentulah bangkitnya suatu peradaban karena memiliki cara pandang atau
keyakinan dasar terhadap sesuatu yang ia adalah sebuah ciri yang khas, yang
ketika berbagai keyakinan atau cara pandang itu menjadi suatu pandangan hidup (worldview)
untuk memahami setiap lini kehidupan, dan menjadikannya ia asas dalam proses
berfikir, berpola, ataupun berperilaku baik dalam kehidupan secara individu,
bermasyarakat, sampai pada ranah politik dan bernegara, termasuk juga pada
tatanan keilmuan menyangkut objek-objek permasalahan yang dibahas.
Sebuah pandangan hidup (worldview)
dimiliki oleh setiap manusia, yang dengan
nya akan terbentuk sebuah karakter dalam dirinya. Seperti hal nya
seorang manusia yang memiliki cara pandang hidup Islam (Islamic worldview)
pastilah, segala gerak geriknya akan menyesuaikan dengan pola pikir Islam. Akan
terbaca pada setiap apa yang ia lisankan, dan apa yang ia perbuat. Berbeda
dengan seseorang yang memiliki cara pandang selain Islam, cara pandang barat
misalnya (westerend worldview) ia akan bertingkah dan berperilaku
seperti pada umumnya masyarakat barat. Bisa kita ambil contoh misalnya seorang
muslimah yang memiliki Islamic worldview dalam memandang perempuan, akan
sangat jauh berbeda dengan seorang perempuan non muslimah yang memiliki cara
pandang sekuler, seorang muslimah akan memandang dirinya itu mulia, akan
memandang dirinya ketika menutup aurat menjadi perempuan terhormat, karena ia
adalah salah satu bentuk dalam ketaatan pada Allah, Tuhan yang menciptakan nya.
berbeda dengan perempuan non muslimah tadi, ia akan memandang seorang perempuan
yang menutup aurat atau mengenakan jilbab adalah sebuah diskriminasi, sebuah
doktrin, dan pengekat kebebasan setiap manusia, terlebih lagi ketika perempuan
ini berfikir sesuai pemikiran kesetaraan gender, maka semakin buruklah citra
perempuan ketika seorang perempuan berada dalam ranah domestik, yang
pekerjaanya mengurus rumah tangga.
Menurut Prof. Syed Muhammad Naquib
al-Attas, Islam memiliki worldview (pandangan alam/pandangan hidup) yang
berbeda dengan pandangan hidup agama/ peradaban lainnya. Al-Attas menjelaskan
sejumlah karakteristik pandangan hidup Islam, antara lain: berdasarkan kepada
wahyu, tidak semata-mata merupakan pikiran manusia mengenai alam fisik dan
keterlibatan manusia dalam sejarah, sosial, politik, dan budaya. tidak bersumber dari spekulasi filosofis yang
dirumuskan berdasarkan pengamatan dan pengalaman inderawi serta ia mencakup
pandangan tentang dunia dan akhirat.
Jadi, menurut al-Attas, pandangan
hidup Islam adalah visi mengenai realitas dan kebenaran (the vision of
reality and truth), atau pandangan Islam mengenai eksistensi (ru’yat
al-Islam lil wujud). Al-Attas menegaskan, bahwa pandangan hidup Islam bersifat
final dan telah dewasa sejak lahir. Islam tidak memerlukan proses ’pertumbuhan’
menuju kedewasaan mengikuti proses perkembangan sejarah. Jadi, karakteristik
pandangan hidup Islam adalah sifatnya yang final dan otentik sejak awal. Ini
sangat berbeda dengan sifat agama-agama lainnya maupun kebudayaan atau
peradaban umat manusia yang berkembang mengikuti dinamika sejarah.
Oleh karenanya, seseorang yang
memiliki Islamic worldview, akan selalu merasa bahwa apa yang dibawa
Islam adalah yang benar, sebuah cara untuk menuju Allah yang Allah ridhai. Pandangan
hidup Islam terbentuk dari serangkaian pemahaman tentang konsep-konsep pokok
dalam Islam, seperti konsep Tuhan, konsep kenabian, konsep agama, konsep wahyu,
konsep manusia, konsep alam, dan konsep ilmu. Seluruh elemen itu terkait satu
dengan lainnya, dan konsep Tuhan menjadi landasan bagi konsep-konsep lainnya.
(Dr. Adian dalam makalah Islamic Worldview).
Jelas bagi kita, setiap insan pasti
memiliki cara pandang tersendiri mengenai, alam dan kehidupan, hanya saja.
Benar atau tidak nya cara pandang itu adalah yang sesuai dengan Islam. Karena
memang Islam lah satu-satu nya agama yang benar, yang memiliki semua konsep
dalam setiap sekelumit permasalahan manusia yang mampu menyelesaikan nya dari
akar hingga tuntas. Maka selayaknya untuk kita seorang muslim, wajib berbangga
terhadap Islam dan semua tatanan konsep yang ada didalamnya, menjadikannya
sebuah ideologi berfikir kita dan identitas yang hakiki bagi seorang muslim.
Wallahua’lam
bissowab...