“Mereka ingin memadamkan cahaya (agama) Allah dengan
mulut (ucapan-ucapan) mereka, sedangkan Allah tidak menghendaki selain
menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir tidak menyukai. Ia-lah
yang telah mengutus Rosul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur’an) dan agama
yang benar untuk dimenangkan-Nya atas semua agama, walaupun orang-orang musyrik
tidak menyukai”. (At Taubah 32-33)
Arus
globalisasi yang semakin menunjukan kebebasan nya dimasa dewasa ini,
benar-benar telah membawa perubahan amat besar, perubahan yang tak lazim untuk
manusia. Terutama mereka kaum muslimin. Kebebasan yang dielukan nyatanya
membius sebagian masyarakat kita hingga terberdaya oleh iming-iming kenikmatan
syahwat dunia. Lupa bahwa pada fitrahnya manusia adalah mahluk terikat dengan
hukum, manusia membutuhkan aturan dalam setiap gerak agar menjadi terarah.
Begitu
gamblang dimata kita, bahwa kerusakan dalam tatanan sosial masyarakat nyata
adanya, pergaulan bebas, yang menggiring para pemuda untuk melakukan aktivitas
seks bebas, kenakalan remaja, pembunuhan dan pelecehan, seolah menjadi
pemandangan hal biasa yang harus tertelan pahit-pahit. Tak hanya itu serangan
kerusakan ini juga masuk dalam ranah pemikiran dan aqidah kaum muslimin,
kekeliruan dalam memahami Islam, serta meringkihnya moralitas semakin
memperparah keadaan. maka wajarlah sehingga semakin tergilaslah roda keimanan
kaum muslimin dengan fenomena yang makin marak, sepanjang bilangan hari.
Tidak
dinafikan upaya ini adalah berkat berhasilnya andil ghazwul fikri (perang
pemikiran) yang begitu gencar menyerbu kaum muslimin, para penggiat sekularisme
(pemisahan agama dari kehidupan) menampilkan wajah asli mereka dengan mengusung
tema kebebasan, mencecoki ummat dengan berbagai macam pemikiran yang merusak
aqidah dan kebenaran itu sendiri.
Belum lama
ini, isu yang ditampilkan oleh salah satu perguruan tinggi Islam negri, oleh
fakultas ushuludin dengan “Tuhan Membusuk” nya telah berhasil menyita perhatian
publik bahwa perang pemikiran ini benar-benar terjadi, kebebasan berfikir yang
telah melampaui batas membuat mereka tak menyadari bahwa mereka berdiri diatas
kesalahan, tidak memahami secara benar wahyu Allah menjadi pemicu utama,
kerancuan dan kekeliruan dalam ilmu dan adab sehingga menggiring sikap mereka
pada kefuturan iman, bergaya layaknya intelektual seolah kritis dalam
memberikan opini pada masyarakat umum, namun nyata nya hal ini adalah upaya
pendistorsian makna kebenaran Islam.
Hal ini
nampak wajar bagi mereka, karena tujuan mereka adalah menghancurkan dan
menindih kebenaran Islam dengan kebatilan, melalui gazhwul fikri ini lah mereka
masuk dalam ranah akademik, mengambil celah untuk merusak melalui pemikiran
dikalangan mahasiswa.
Tidak hanya
itu saja hal serupa juga terjadi pada isu terbaru seorang mahasiswa Perguruan
tinggi negri dari fakultas hukum, yang mengajukan legalisasi pernikahan beda
agama, meminta agar negara segera mengesahkan secara hukum pernikahan beda
Agama, tentu saja hal ini adalah sebuah isu yang selama ini dianggap sensitif
dikalangan masyarakat. Karena jelas, isu seperti ini amat bertentangan dengan
kultur dan budaya masyarakat kita yang mayoritas beragama Islam, akan nampak
sesuatu yang aneh dan salah jika hal ini benar diwujudkan, namun justru hal ini
tidak terlihat aneh bagi mereka penggiat kebebasan karena cara berfikir mereka
yang membentuk nya.
Memang
tidak pandang bulu, perang pemikiran yang terjadi saat ini benar-benar akan
menggerogoti ketaqwaan seorang muslim jika tak ditampis dengan hal yang serupa,
artinya kaum muslim harus ekstra berjuang menampik arus pemikiran yang kontras
dengan akidah Islam itu sendiri. Karena musuh-musuh Allah akan lakukan berbagai
macam cara untuk menumbangkan Islam agar Islam benar-benar ditinggalkan oleh
pemeluknya.
Maha benar
Allah dengan Firman Nya : “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang
kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya
petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar).” Dan sesungguhnya jika kamu
mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak
lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 120)
Tidak kaget
tentunya kita ummat muslim dengan banyak nya serangan dari para musuh-musuh Allah, karena memang sudah
jelas Islam adalah sebuah Ideologi yang tak mudah untuk dihancurkan, benteng
pertahanan ummat Islam tidak akan hancur jika hanya sekedar melalui perang
fisik dan penjajahan, melainkan musuh-musuh Allah mengetahui cara jitu untuk
merusak ummat Islam dari dalam, yaitu ketika Al-qur’an jauh dari dada kaum
muslimin, maka saat itulah hancurnya ummat Islam diseluruh dunia. Dan upaya itu
sudah ditempuh oleh para musuh Allah melalui ghazwul fikri.
Maka
seharusnya bagi kita, adalah sebuah kewajiban kita untuk menjaga agama Allah
sebagai bentuk pembuktian iman kita pada Nya, ummat islam memiliki banyak
pekerjaan mulia untuk tetap mempertahankan eksistensi Islam dimuka bumi ini.
“Dan
hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar; merekalah
orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imron :104)