Sejarah memiliki arti yang begitu
berharga dalam kehidupan, sejarah bisa menjadi guru tidak hanya itu sejarah
juga merupakan cermin dan perwujudan keberhasilan suatu peradaban, seperti hal
nya ketika kita menelisik kembali sejarah kejayaan Islam, pun saat kita melihat
sejarah atas kemunduran ummat Islam pada masa sekarang ini. Allah swt dalam
Al-qur’an telah memberikan banyak sekali penjelasan tentang sejarah dan
peristiwa-peristiwa penting yang disampaikan melalui Rasullah saw, tidak hanya
sekedar memberikan informasi kisah teladan dan peringatan, namun juga
memberikan kontribusi informasi disertai fakta yang tidak diragukan lagi
kebenarannya, agar ummat Islam mengambil ibrah dan hikmah pada tiap episode
kehidupan manusia yang mulia terdahulu.
Sejarah dalam Islam tidak hanya
memainkan fungsinya sebagai pengajaran, melainkan ada sisi lain seperti nasehat
(mau’idzah), peringatan (nakala), petunjuk (hudan), rincian (tafshil),
menetapkan (tsabit), juga peneguhan (tsadiq). Olehnya begitu sangat pentingnya
bagi kita ummat Islam untuk kembali mempelajari sejarah, memahami tiap detail
rincian nya, agar ummat tak lagi dibutakan bahwa kita pernah menyongsong
kegemilangan dan kejayaan yang sepatutnya memang menjadi hak-hak ummat Islam
sebagai “khairu ummah”.
Konstantinopel, merupakan kota yang
ditaklukan oleh panglima dan pasukan terbaik pada 1453, Muhammad al-fatih
menjadi peran utama dan “artis” populer di masa itu, seorang panglima dan
pemimpin yang membuktikan akan ucapan Baginda Rasulullah saw manusia pujaan
seluruh alam, “suatu saat konstantinopel akan takluk ditangan pemimpin (Islam)
ditangan nya, dialah sebaik-baik pemimpin dan sebaik-baik pasukan” maka
peristiwa takluknya konstantinopel pada 29 mei 1453 menjadi sejarah yang amat
berharga bagi kaum muslimin, bahkan hingga saat ini dan yang akan datang.
Kalinyamat, nama lain seorang Retna
kencana dari Jepara. Retna kencana adalah sang Ratu penguasa lautan dalam masa
kepemimpinannya, salah satu perempuan yang dimiliki oleh Islam sebagai pejuang
dien Allah. Menegakan Islam dengan mengerahkan seluruh jiwa dan hidupnya,
perjuangan yang luar biasa telah ia tempuh sebagai bakti taat pada Allah juga
Rasul nya, salah satu Ratu yang dimiliki oleh wilayah Nusantara ini.
Jepara merupakan bagian dari kerajaan
Demak saat itu, bahkan jepara berhasil menjadi daerah yang amat disegani ketika
berada dalam naungan kepemimpinan Retna kencana. Seorang Ratu yang berkuasa
selama 30 tahun masa pemerintahannya, berhasil menyandang gelar “Rainha de
Jepara, Senhora paderosa erica” penulis portugis Diego de Couto menjuluki
demikian yang berarti “Ratu Jepara, seorang wanita kaya dan berkuasa” ia
berhasil membawa Jepara kepada tingkat kejayaan nya.
Ratu Kalinyamat merupakan putri dari
Pangeran Trenggana, yang merupakan cucu Raden Patah. Sang ratu tumbuh pada masa
konflik antara ayah nya dengan saudara nya yaitu pangeran sekar, dimana antara
ayah Retna kencana yaitu Pangeran trenggana berebut kekuasaan dengan Pangeran
sekar, sengketa ini bermula ketika diantara kedua saudara ini memperjuangkan
siapa yang paling berhak memenangkan singgasana kerajaan dan siapa yang berhak
bertahta. Pangeran Trenggana merupakan putra Raden patah dari istri pertama
(Putri Sunan Ampel), sedangkan pangeran sekar adalah putra raden patah dari
istri ke-tiga (Putri bupati Jipang-Blora).
Pada puncak perselisihan perebutan
kekuasaan ini berujung tragis dengan terbunuhnya Pangeran sekar, oleh Pangeran
Prawata (putra pangeran Trenggana), karena pangeran Sekar dianggap sebagai
penghalang utama dalam pewarisan tahta pangeran Trenggana. Konflik internal
dalam keluarga besar ini semakin merumit dan berkepanjangann. Putra Raden Sekar
yaitu Arya Penangsang bertekad untuk menuntut balas atas kematian ayahnya dan
dengan orang suruhannya berhasil membunuh Pangeran Prawoto beserta keluarganya.
Setelah kematian Raden Prawoto, suami dari ratna kencana yaitu Raden Hdiri naik
tahta. Namun masa kepemimpinan Raden Hadiri tidak sampai satu tahun menjabat
sebgai sunan Demak, karena ia juga dibunuh oleh Arya Penangsang. Sepeninggal suaminya,
Ratna Kencana naik tahta ia menyusun strategi untuk melawan Arya Penangsang,
akhirnya konflik tak terelakan dan Arya Penangsang gugur dalam pertempuran
kemudian Ratna Kencana Resmi menjadi Ratu jepara dan mendapat gelar Ratu
Kalinyama. Penobatannya ditandai dengan sengkalan tahun (candra sengkala) Trus
Karya Tataning Bumi, yang diperhitungkan tepat pada 10 April 1549.
Pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat,
Jepara begitu banyak perkembangan pesat dan menjadi kota pelabuhan terbesar
dipantai utara jawa dan memiliki armada laut yang besar dan kuat pada abad ke
-16. Meskipun pada hakikatnya Jepara merupakan bagian dari kesultanan Demak,
secara de-facto Jepara memiliki kekuasaan dan kewibawaan yang lebih tinggi. Pada
saat itu kesultanan Demak dipimpin oleh Pangeran Pangiri putra bungsu Pangeran
Trenggana. Akan tetapi Jepara memberikan pengaruh yang lebih besar ketimbang
Demak saat itu,disebabkan Jepara sangat kuat dalam perekonomian dan militernya.
Pelabuhan Jepara menjadi tempat
transaksi perdagangan berskala internasional, Ratu Kalinyamat memungut cukai
pada tiap kapal yang bertransaksi dipelabuhan Jepara, dari hasil itu
perekonomian Jepara menjadi semakin berkembang dan menjadi kota yang makmur,
kaya raya. Sehingga mampu membangun armada laut yang sangat kuat untuk
melindungi kerajaannya yang bercorak maritim.
Jepara merupakan kerajaan maritim yang
bercorak Islam, sehingga begitu disegani oleh kerajaan Islam lainnya, Jepara
sudah sangat tersohor dipelosok Nusantara sehingga banyak kerajaan-kerajaan
yang meminta bantuak kepada kerajaan Jepara untuk melindungi negrinya. Ratu
kalinyamat sangat berpengaruh di pulau jawa, sehingga bisa menjalin kerjasama
diplomatik dengan kerajaan maritim lainnya seperti kerajaan Johor, Aceh,
Banten, Cirebon, dan Demak.
Ratu kalinyamat berhasil membawa nama
Jepara dalam kancah dunia internasional dengan mengirimkan dua kali ekpedisi ke
selat malaka saat perang melawan Portugis, meski dalam dua kali ekspedisi itu
telah gagal dalam menjalankan misinya, namun hal itu telah membuktikan bahwa
Ratu Kalinyamat adalah perempuan pertama yang berkuasa dan orang-orang portugis
mengakui kebesarannya dan perjuangannya.
Sungguh Ratu Kalinyamat adalah
perempuan tangguh nan berani, dan keberaniannya jarang ditemui pada perempuan
jawa ningrat lainnya. Keberanian dan perjuangannya telah diakui baik oleh kawan
maupun lawannya. Perempuan pejuang yang namanya akan selalu abadi dalam sejarah
peradaban Islam Nusantara, perempuan yang memiliki kehormatan dan mulia dimata
seluruh rakyatnya. Semoga tak berhenti hanya disini, semoga Nusantara tetap
dapat melahirkan Ratna Kencana lainnya, dari bumi pertiwi yang tidak hanya
membela bangsa dan negara namun yang lebih dari itu adalah pembelaan Aqidah nya
dalam pembuktiaan keimanaan dan kemuliaan Dien nya.
Ratu Kalinyamat, wafat pada tahun 1579
dan dimakamkan di samping makam suaminya, yang terletak di desa mantingan,
kecamatan Tahunan, 5 km kearah selatan dari pusat kota Jepara.
Sumber bacaan : Permpuan Pejuang-Widi astuti –konstanta
publishing house-2013