Sabtu, 11 Juli 2015

Ramadhan ; Manifestasi rekonstruksi diri

Apa kabar ramadhan tahun ini? Iyakah bermekaran kuncup-kuncup nya menelurkan banyak mutiara perbaikan? Ataukah ianya mengalami kemerosotan karena gumpalan –gumpalan titik hitam maksiat yang tiap hari dilakukan dalam bilangan waktu? Semoga tidak  kawan.. moga berseminya amalan semakin menambah keikhlasan dalam mencapai ridho Allah semata, niatan yang lurus dan jernih atas dasar lillah karena melihat surga dimasa depan, inilah visi misi orang yang cerdas, karena pandangan nya mampu menembus yang “ghaib”, mata batin nya tertuju pada rumah yang abadi disana, di surga firdaus surga tertinggi nya orang-orang mukmin....

Apa kabar iman hari ini? Iyakah semakin berbau wangi ataukah berbau tak sedap seperti halnya air kotor dicomberan karena titik-titik riya dan ujub menutupinya? Ataukah meranum indah bak meronanya mawar di pagi hari dengan merah nya yang begitu bercahaya dipelupuk mata hati? Moga makin tumbuh rindang iman yang didasari atas aqidah yang tiada goyah dan berbelok didalam nya... moga keitiqomahan dalam tauhid menuntun pada yang abadi disana, lagi-lagi surga menjadi tujuan yang paling menyemangati...

Jikapun boleh jujur, ada banyak hal yang seakan terkikis akhir-akhir ini, fenomena yang kita rasa sudah tak asing lagi, ketika makna ramadhan pelan-pelan “menghilang” dari peredaran masyarakat kita saat ini, seakan tak ada lagi gendang takbir ditiap subuh dan waktu kumandang adzan menggema suara ceria sambutan ramadhan... seakan pelan-pelan memudar takbiran pada surau-surau kecil dipelosok desa, ramainya anak-anak memakai koko berlarian dengan obor tiap subuh dan magrib menjelang.. mengapa “ruh” gemerlap bahagia ramadhan tak seindah dulu... tak pelak lagi antrian di mall dan jalan raya lebih padat merayap ketimbang masjid dan langgar.. suara pujian lagu-lagu mengalahkan shallawat  yang memecah telinga... “Ruh” ramadhan telah hilang? Iyakah kita tak menyambut dan mengakhirnya dengan bahagia haru dan sedih atas kepergiannya??

Tidakkah kita merindui ramadhan yang amat syahdu itu, bulannya dinanti merana hati kala ia pergi, inginya ramadhan tiap hari karena pahala menanti didalam nya mengalir tanpa putus henti...

Betapa bahagianya jiwa saat tetap berkonsisten pada cahaya ramadhan, mengerti bahwa ramadhan bulannya perbaikan, bulannya berseminya iman, bulan dimana keberkahan berlipat timbangan... ya Rabbi, jadikan ramadhan ini menjadi ramadhan terbaik dari yang lalu, agar kami tak rasa pilu ketika ia segera berlalu...

Menjadikan ramadhan ajang rekonstruksi diri, menginsyafi segala iman yang compang-camping penuh duri, pembersihan jiwa hingga mencapai puncak insan kamil..


Rabbana atina fiyydunyaa hasanah,,, wa filakhirati hasanah waqina a’dza bannar ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar