Pernahkah merasa sepi jiwa, ada yang hilang saat-saat yang
dirindukan tak pernah menyapa? Menggelintir hati seoalah jatuh menukik dari
awan yang jatuh kedalam dataran bumi? Menggelora api kacau didalam hati, serasa
merana tanpa ampun, menohok kedalam samudra jiwa yang amat jauh.. pelan hingga
dinding itu tembus lalu pecah, inikah mungkin perasaan pesakitan yang dialami
ketika seseorang patah hati, mendalam seolah ia adalah makhluk paling
sengsara..
Pada awalan berbinar cerita, indah elok, tanpa cacat dalam
setiap bias mata memandangnya, ada refleksi cinta yang amat sangat..
mengibarkan bahagia ke relung hati seperti serpihan debu berterbangan...
seperti reranum para mawar yang semerbak meninggalkan wangi dalam kuncup-kuncup
saat bermekaran.. sumringah didada tiada kira, menyambut aroma nya yang seperti
tertarik terus menerus, makin melekat...
Iyakah iman pada sang Esa begitu juga dirasa? Saat kefuturan
melanda rindu menggebu namun menyesakan karena benar-benar ada yang telah
hilang... patah hati, melebur, runtuh, kacau ... namun saat kaki langkah dalam jalan lurus ia
menemukan nya kembali, mutiara itu.. iman terengkuh dalam jiwa-jiwa yang sepi
sebelumnya.. jatuh cinta kembali pada sang Iman, iman pada Islam yang
menghantarkan pada yang Ikhsan...