A.
Teori Psikoanalisa Oleh Jung
Jung dilahirkan pada tanggal 26 Juli 1875 di
Kesswil dan meninggal pada tanggal 6 Juni 1961 diKusnach, Swiss. Ia lulus dari
Fakultas kedokteran Universitas Basle pada tahun 1900. Pada tahun1923 ia
berhenti menjadi dosen untuk mengkhususkan dirinya dalam riset-riset. Sejak
1906 iamulai tulis menulis surat kepada Sigmund Freud yang baru dijumpainya
pertama kali setahunkemudian yakni tahun 1907. Pertemuan yang terjadi di Wina
tersebut sangat mengesankankedua belah pihak, sehingga terjadi tali
persahabatan antara mereka. Freud begitu menaruhkepercayaan kepada Jung,
sehingga Jung dianggap sebagai orang yang patut menggantikanFreud di kemudian
hari.Carl Gustav Jung adalah murid Sigmund Freud. Freud adalah adalah penggagas
psikoanalisa yangmerupakan seorang Jerman keturunan Yahudi. Ia dilahirkan pada
tanggal 6 Mei 1865 di Freiberg,dan pada masa bangkitnya Hitler ia harus
melarikan diri ke Inggris dan meninggal di London padatanggal 23 September
1939.Meskipun mengambil beberapa pendapat gurunya, ia tidak sepenuhnya sependapat
denganFreud, terutama karena gurunya tersebut terlalu menekankan pada
seksualitas dan berorientasiterhadap materialistis dan biologis di dalam
menjelaskan teoriteorinya
Doktrin Jung yang dikenal dengan
psikologi analitis (analytical psychology), sangat dipengaruhioleh mitos,
mistisisme, metafisika, dan pengalaman religius. Ia percaya bahwa hal ini
dapatmemberikan keterangan yang memuaskan atas sifat spiritual manusia, sedangkan
teori-teoriFreud hanya berkecimpung dengan hal-hal yang sifatnya keduniaan
semata. (Carl Gustav Jung,1989: 10.) Jung mendefinisikan kembali
istilah-istilah psikologi yang dipakai pada saat itu, khususnya yangdipakai
oleh Freud. Ego, menurut Jung, merupakan suatu kompleks yang terletak di
tengah-tengah kesadaran, yakni keakuan.Istilah Freud lainnya yang
didefinisikannya kembali adalah libido. Bagi Jung, libido bukan hanyamenandakan
energi seksual, tetapi semua proses kehidupan yang penuh energi: dari aktivitasseksual
sampai penyembuhan (Kohnsamm dan B.G Palland, 1984: 92).Id, ego, dan superego,
adalah istilah istilah yang tak pernah dipakai oleh Jung. Sebagai gantinya,ia
menggunakan istilah conciousness (kesadaran), personal unconciousness
(ketidaksadaranpribadi), dan collective unconciousness (ketidaksadaran kolektif
Conciousness dan personal unconciousness sebagian dapat diperbandingkan dengan
id dan ego,tetapi terdapat perbedaan yang sangat berarti antara superego-nya
Freud dengan collectiveunconciousness, karena Jung percaya bahwa yang terakhir
ini adalah wilayah kekuatan jiwa(psyche) yang paling luas dan dalam, yang
mengatur akar dari empat fungsi psikologis, yaitusensasi, intuisi, pikiran, dan
perasaan. Selain itu, juga mengandung warisan memori-memorirasial, leluhur dan
historis.Untuk dapat mengerti aspek-aspek metafisik dalam teori mimpi Jung,
menurut penulis kita harusmenelusuri dan memahami berbagai terma yang biasa
dipakai oleh Jung di dalam menguraikanteori mimpinya.
2.
Struktur Psyche Menurut Jung
Menurut Jung, Psyche adalah kesatuan yang di dalamnya
terdapat semua pikiran, perasaan dantingkah laku baik yang disadari maupun
tidak disadari yang saling berinteraksi satu sama lainnya.Struktur psyche menurut Jung terdiri dari
Ego
merupakan jiwa sadar yang terdiri dari persepsi, ingatan, pikiran dan
perasaan-perasaansadar. Ego bekerja pada tingkat conscious Dari ego lahir
perasaan identitas dan kontinyuitasseseorang. Ego seseorang adalah gugusan
tingkah laku yang umumnya dimiliki dan ditampilkansecara sadar oleh orang-orang
dalam suatu masyarakat. Ego merupakan bagian manusia yangmembuat ia sadar pada
dirinya.
Struktur psyche ini merupakan wilayah yang berdekatan
dengan ego Terdiri dari pengalaman-pengalaman yang pernah disadari tetapi
dilupakan dan diabaikan dengancara repression atau suppression.
Pengalaman-pengalaman yang kesannya lemah juga disimpan kedalam personal unconscious. Penekanan kenangan
pahit kedalam personal unconscious
dapatdilakukan oleh diri sendiri secara mekanik namun bisa juga karena desakan
dari pihak luar yangkuat dan lebih berkuasa. Kompleks adalah kelompok yang
terorganisir dari perasaan, pikiran daningatan-ingatan yang ada dalam personal
unconscious. Setiap kompleks memilki inti yang menarik atau mengumpulkan
berbagai pengalaman yang memiliki kesamaan tematik, semakinkuat daya tarik inti
semakin besar pula pengaruhnya terhadap tingkah laku manusia. Kepribadiandengan
kompleks tertentu akan didominasi oleh ide, perasaan dan persepsi yang
dikandung olehkompleks itu.
3.
Collective
Unconscious
Merupakan
gudang bekas ingatan yang diwariskan dari masa lampau leluhur seseorang
yangtidak hanya meliputi sejarah ras manusia sebagai sebuah spesies tersendiri
tetapi juga leluhur pramanusiawi atau nenek moyang binatangnya. Collective
unconscious terdiri daribeberapa Archetype, yang merupakan ingatan ras akan
suatu bentuk pikiran universal yangditurunkan dari generasi ke generasi. Bentuk
pikiran ini menciptakan gambaran-gambaran yangberkaitan dengan aspek-aspek
kehidupan, yang dianut oleh generasi terentu secara hampirmenyeluruh dan
kemudian ditampilkan berulang-ulang pada beberapa generasi berikutnya. Beberapa
archetype
yang
dominan seakan terpisah dari kumpulan archetype lainnya danmembentuk satu
sistem sendiri.
Empat
archetype yang penting dalam membentuk kepribadianseseorang adalah :
yang merupakan topeng yang
dipakai manusia sebagai respon terhadap tuntutan-tuntutan kebiasaan dan tradisi
masyarakat serta terhadap kebutuhan archetypal sendiri
merupakan elemen kepribadian
yang secara psikologis berpengaruh terhadapsifat bisexual manusia. Anima Adalah
archetype sifat kewanitaan / feminine pada laki-laki,sedangkan Animus Adalah
archetype sifat kelelakian / maskulin pada perempuan.
Adalah archetype yang terdiri
dari insting-insting binatang yang diwarisi manusiadalam evolusinya dari
bentuk-bentuk kehidupan yang lebih rendah kebentuk yang lebih tinggi.
yang secara bertahap menjadi
titik pusat dari kepribadian yang secara psikologisdidefinisikan sebagai
totalitas psikis individual dimana semua elemen kepribadianterkonstelasi
disekitarnya. Self membimbing manusia
kearah self-actualization, merupakantujuan hidup yang terus-menerus
diperjuangkan manusia tetapi jarang tercapai.
Menurut teori psikoanalisa dari Jung ada dua aspek penting
dalam kepribadian yaitu sikap danfungsi. Sikap terdiri dari introvert Dan ekstrovert, sedangkan fungsi terdiri dari
thinking, feeling,sensing dan intuiting. Dari kedelapan hal ini maka diperoleh
tipologi Jung, yaitu :
1.
Thinking
ekstrovert :Hidup mengikuti peraturan
yang pasti. Objektif dan dingin. Pemikirannya positif dan dogmatic.
2.
Feeling
ekstrovert :Sangat emosional dan sangat
menghormati otoritas dan tradisi. Mudah bergaul dan mencariharmoni dengan
dunia.
3.
Sensing
ekstrovert :Mencari kesenangan, riang,
mudah menyesuaikan diri, secara konstan mencari pengalaman-pengalaman sensoris
yang baru, sangat mungkin tertarik pada makanan yang baik dan seni,sangat
realistis.
4.
Intuition
ekstrovert Keputusan dilandasi oleh penelusuran dan bukan fakta, sangat mudah
berubah dan kreatif, tidaktahan dengan satu ide terlalu lama, lebih suka
beralih dari satu id eke ide yang lain, sangatmengenal unconscious dirinya
5.
Thingking
introvert :Sangat menghargai privasi, terhambat secara social dan penilaiannya
payah, merupakan seorangyang sangat intelek yang mengabaikan segi praktis dalam
kehidupan sehari-hari.
6.
Feeling
introvert :Pendiam, pemikir, sangat peka, kekanak-kanakan, tidak mempedulikan
perasaan dan pendapatorang lain, emosi sangat kurang.
7.
Sensing
introvert :Kehidupannya hanya diarahkan oleh apa yang terjadi, artistic, pasif
dan kalem. Menghindari “Human Affair” karena dia juga lebih mempedulikan apa
yang terjadi 1.
8.
Intuition
introvert :Aneh, eksentrik, suka
menciptakan ide baru tapi aneh, sulit dimengerti oleh orang lain tapi
tidakmenjadi masalah, hidupnya dipengaruhi oleh pengalaman-pengalam
subjektifnya
4.
Tahap Perkembangan Kepribadian Jung
Tahap perkembangan kepribadian Jung terdiri
dari 4 tahap, yaitu childhood, youth Dan youngadulthood, middle age dan old
age. Pada tahap kedua menekankan akan adaptasi terhadapkehidupan social dan
ekonomi. Jung memperlihatkan ketertarikannya pada tahap perkembangankepribadian
ketiga yaitu middle age , karena disini terdapat proses yang penting dari
puncakdari individuation dan orang mulai merubah kepedulian terhadap materi
menjadi kepedulianspiritual.
5.
Aktivitas Energi Psikis, Individuation ,
dan Transcendent Function
Energi psikis muncul dari pengalaman
individual dan merupakan energi untuk berpikir,berkeinginan, memelihara, dan
berjuang. Energi psikis mengikuti hukum equivalence danentropy dari hukum thermodinamika. Dimana jumlah
energi tidak akan berubah dan salingberinteraksi agar mencapai keseimbangan.
Energi psikis melakukan dua tujuan hidup yaitumempertahankan diri dan
mengembangkan budaya dan aktivitas spiritual denganmelakukan progression , sublimation (energi bergerak
maju) , regression dan repression (yangmenekan ke ketidak sadaran).
Progression adalah keadaan dimana
kesadaran/ ego dapat menyesuaikan diri secara memuaskanbaik terhadap tuntutan
dunia luar maupun kebutuhan ketidak sadaran, yang menyebabkanperkembangan
bergerak maju. Apabila gerak maju ini terganggu oleh suatu rintangan, dan
karenanya libido tercegah untuk digunakan secara maju maka libido akan
melakukan regresi ,yaitu kembali ketahap sebelumnya atau masuk ke ketidak
sadaran atau dikenaldengan repression . Sedangkan sublimation adalah transfer
energi dari proses yang lebih primitif,instinktif dan rendah diferensiasinya ke
proses yang lebih bersifat kultural, spiritual dan tinggidiferensiasinya.
Individuation adalah proses untuk
mencapai kepribadian yang integral serta sehat, dimana semuasistem atau aspek
kepribadian harus mencapai taraf diferensiasi dan perkembangan
yangsepenuh-penuhnya, disebut juga proses pembentukan diri, atau penemuan diri.
Transcendent function adalah
kemampuan untuk mempersatukan segala kecenderungan yangsaling berlawanan dan
mengolahnya menjadi satu kesatuan yang sempurna dan ideal. Tujuandari fungsi
ini adalah menjelmakan manusia sempurna, realisasi serta aktualisasi segala
aspek-aspek yang tersembunyi dalam ketidak sadaran. Fungsi inilah yang
mendorong manusiamengejar kesempurnaan kepribadian.
Dengan
mengkombinasikan 2 attitude dan 4 fungsi, Jung menguraikan 8 tipe manusia,
yaitu:
Orang
dengan sikap yang introvert dan fungsi
thinking yang dominan biasanya tidak memilikiemosi dan tidak ramah serta kurang
bisa bergaul. Hal ini terjadi karena mereka memilikikecenderungan untuk
memperhatikan nilai abstrak dibandingkan orang-orang dan lingkungansekitarnya.
Mereka lebih mengejar dan memperhatikan pemikirannya tanpa memperdulikanapakah
ide mereka diterima oleh orang lain atau tidak.
Contoh
orang dengan sikap extrovert dan fungsi
thinking yang dominan adalah ilmuwan danpeneliti. Mereka memiliki kecenderungan
untuk muncul seorang diri, dingin dan sombong. Sepertipada tipe pertama, mereka
juga me-repress fungsi feeling Kenyataan yang obyektif merupakanaturan untuk
mereka dan mereka menginginkan orang lain juga berpikir hal yang sama.
Orang
dengan introversion-feeling berpengalaman dalam emosi yang kuat, tapi
merekamenutupinya. Contoh orang dengan sikap introvert dan fungsi feeling yang dominan adalahseniman
dan penulis, dimana mereka mengekspresikan perasaannya hanya dalam bentuk
seni.Mereka mungkin menampilkan keselarasan didalam dirinya dan self-efficacy ,
namun perasaanmereka dapat meledak dengan tiba-tiba.
Pada
orang dengan sikap extraversion dan fungsi feeling yang dominan perasaan dapat
berubahsebanyak situasi yang berubah. Kebanyakan dari mereka adalah aktor.
Mereka cenderung untukemosional dan moody tapi terkadang sikap sosialnya dapat muncul.
e.
Introversion-Sensation
Orang
ini cenderung tenggelam dalam sensasi fisik mereka dan untuk mencari hal yang
tidakmenarik dari dunia sebagai perbandingan. Biasanya mereka adalah
orang-orang yang tenang,kalem, self-controlled
, tapi mereka juga membosankan dan kurang bisa berkomunikasi.
f.
Extraversion-Sensation
Orang
dengan tipe ini biasanya adalah businessman. Mereka biasanya realistik,
praktis, danpekerja keras. Mereka menikmati apa yang dapat mereka indrai dari
dunia ini, menikmati cintadan mencari kegairahan. Mereka mudah dipengaruhi oleh
peraturan dan mudah ketagihan padaberbagai hal.
g.
Introversion-Intiuting
Pemimipi,
peramal, dan orang aneh biasanya adalah orang dengan sikap introvert
Danfungsi
intuitif yang dominan. Mereka terisolasi
dalam gambaran-gambaran primitif yang artinyatidak selalu mereka ketahui namun
selalu muncul dalam pikiran mereka. Mereka memilikikesulitan dalam
berkomunikasi dengan orang lain, tidak praktis namun memiliki intuisi
yangsangat tajam dibandingkan orang lain.
h.
Extraversion-Intuiting
Penemu
dan pengusaha biasanya memiliki sikap extravert
dan fungsi intuitif yang
dominan,mereka adalah orang-orang yang selalu mencari sesuatu yang baru. Mereka
sangat baik dalammempromosikan hal-hal yang baru. Namun mereka tidak dapat
bertahan pada satu ide,pekerjaan maupun lingkungan karena sesuatu yang baru
merupakan tujuan hidup mereka.
B.
Teori Behaviorisme Oleh B.F Skinner
1.
Sejarah Muncul nya teori B.f Skiner
Asas
pengkondisian operan B.F Skinner dimulai awal tahun 1930-an, pada waktu
keluarnya teori S-R. Pada waktu keluarnya teori-teori S-R. pada waktu itu model
kondisian klasik dari Pavlov telah memberikan pengaruh yang kuat pada pelaksanaan penelitian. Istilah-istilah
seperti cues (pengisyratan), purposive behavior (tingkah laku purposive) dan
drive stimuli (stimulus dorongan) dikemukakan untuk menunjukkan daya suatu
stimulus untuk memunculkan atau memicu suatu respon tertentu.
Skinner
tidak sependapat dengan pandangan S-R dan penjelasan reflex bersyarat dimana
stimulus terus memiliki sifat-sifat kekuatan yang tidak mengendur. Menurut
Skinner penjelasan S-R tentang terjadinya perubahan tingkah laku tidak lengkap
untuk menjelaskan bagaimana organisme berinteraksi dengan lingkungannya. Bukan
begitu, banyak tingkah laku menghasilkan perubahan atau konsekuensi pada
lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap organisme dan dengan begitu
mengubah kemungkinan organisme itu merespon nanti.
Asas-asas
kondisioning operan adalah kelanjutan dari tradisi yang didirikan oleh John
Watson. Artinya, agar psikologi bisa menjadi suatu ilmu, maka studi tingkah
laku harus dijadikan fokus penelitian psikologi. Tidak seperti halnya
teoritikus-teoritikus S-R lainnya, Skinner menghindari kontradiksi yang
ditampilkan oleh model kondisioning klasik dari Pavlov dan kondisioning
instrumental dari Thorndike. Ia mengajukan suatu paradigma yang mencakup kedua
jenis respon itu dan berlanjut dengan mengupas kondisi-kondisi yang bertanggung
jawab atas munculnya respons atau tingkah laku operan.
2.
Kajian Umum teori B.F Skinner
Inti
dari teori behaviorisme Skinner adalah Pengkondisian operan (kondisioning
operan). Pengkondisian operan adalah sebentuk pembelajaran dimana
konsekuensi-konsekuensi dari prilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas prilaku
itu akan diulangi. Ada 6 asumsi yang membentuk landasan untuk kondisioning
operan (Margaret E. Bell Gredler, hlm 122). Asumsi-asumsi itu adalah sebagai
berikut:
1.
Belajar
itu adalah tingkah laku.
2.
Perubahan
tingkah-laku (belajar) secara fungsional berkaitan dengan adanya perubahan
dalam kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-kondisi lingkungan.
3.
Hubungan
yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya dapat di tentukan kalau
sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi eksperimennya di devinisikan menurut
fisiknya dan di observasi di bawah kondisi-kondisi yang di control secara
seksama.
4.
Data
dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya sumber informasi
yang dapat di terima tentang penyebab terjadinya tingkah laku.
a. Tabel
Perbandingan Respons Elisit dan Tingkah-Laku Operan
1.
Tingkah-laku
organisme secara individual merupakan sumber data yang cocok.
2.
Dinamika
interaksi organisme dengan lingkungan itu sama untuk semua jenis mahkluk hidup.
Berdasarkan asumsi dasar tersebut
menurut Skinner (J.W. Santrock, 272)
unsur yang terpenting dalam belajar adalah
adanya penguatan (reinforcement ) dan hukuman (punishment).
b.
Penguatan dan Hukuman.
Penguatan (reinforcement) adalah
konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Sebaliknya,
hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya
suatu perilaku.
Penguatan boleh jadi kompleks.
Penguatan berarti memperkuat. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua bagian:
a.
Penguatan
positif adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons meningkat
karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding). Bentuk-bentuk
penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan, dll), perilaku
(senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan
jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb).
b.
Penguatan
negatif, adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons meningkat
karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak
menyenangkan). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain: menunda/tidak
memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak
senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll).
Satu
cara untuk mengingat perbedaan antara penguatan positif dan penguatan
negatif adalah dalam penguatan positif ada sesuatu yang ditambahkan atau
diperoleh. Dalam penguatan negatif, ada sesuatu yang dikurangi atau di
hilangkan. Adalah mudah mengacaukan penguatan negatif dengan hukuman. Agar
istilah ini tidak rancu, ingat bahwa penguatan negatif meningkatkan
probabilitas terjadinya suatu prilaku, sedangkan hukuman menurunkan
probabilitas terjadinya perilaku. Berikut ini disajikan contoh dari konsep
penguatan positif, negatif, dan hukuman (J.W Santrock, 274).
Ingat bahwa penguatan bisa berbentuk
postif dan negatif. Dalam kedua bentuk itu, konsekuensi meningkatkan prilaku.
Dalam hukuman, perilakunya berkurang.
Kupasan yang dilakukan Skinner
menghasilkan suatu sistem ringkas yang dapat diterapkan pada dinamika perubahan
tingkah laku baik di laboratorium maupun di dalam kelas. Belajar, yang
digambarkan oleh makin tingginya angka keseringan respons, diberikan sebagai
fungsi urutan ketiga unsure (SD)-(R)-(R Reinsf). Skinner menyebutkan praktek
khas menempatkan binatang percobaan dalam “kontigensi terminal”. Maksudnya,
binatang itu harus berusaha penuh resiko, berhasil atau gagal, dalam mencari
jalan lepas dari kurungan atau makanan. Bukannya demikian itu prosedur yang
mengena ialah membentuk tingkah-laku binatang itu melalui urutan
Sitimulus-respon-penguatan yang diatur secara seksama.
Dikelas, Skinner menggambarkan
praktek “tugas dan ujian” sebagai suatu contoh menempatkan pelajar yang manusia
itu dalam kontigensi terminal juga. Skinner menyarankan penerapan cara
pemberian penguatan komponen tingkah laku seperti menunjukkan perhatian pada
stimulus dan melakukan studi yang cocok terhadap tingkah laku. Hukuman harus
dihindari karena adanya hasil sampingan yang bersifat emosional dan tidak
menjamin timbulnya tingkah laku positif yang diinginkan. Analisa yang dilakukan
Skinner tersebut diatas meliputi peran penguat berkondisi dan alami, penguat
positif dan negative, dan penguat umum.
Dengan demikian
beberapa prinsip belajar yang dikembangkan oleh Skinner antara lain:
·
Hasil
belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika
benar diberi penguat.
·
Proses
belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
·
Materi
pelajaran, digunakan sistem modul.
·
Dalam
proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
·
Dalam
proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Namun ini lingkungan perlu
diubah, untuk menghindari adanya hukuman.
·
Tingkah
laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebagainya. Hadiah diberikan
dengan digunakannya jadwal variable rasio reinforcer.
·
Dalam
pembelajaran, digunakan shaping.
Disamping itu pula dari eksperimen
yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan selanjutnya terhadap burung
merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :
a.
Law
of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus
penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.
b.
Law
of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat
melalui proses conditioning itu tidak
diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan
musnah.
3.
Kelebihan dan kekurangan teori B.F
Skinner
Pada teori ini, pendidik diarahkan
untuk menghargai setiap anak didiknya. hal ini ditunjukkan dengan
dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan adanya pembentukan
lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan meminimalkan terjadinya
kesalahan.
Beberapa kelemahan dari teori ini berdasarkan analisa teknologi
(Margaret E. B. G. 1994) adalah bahwa: (i) teknologi untuk situasi yang kompleks
tidak bisa lengkap; analisa yang berhasil bergantung pada keterampilan
teknologis, (ii) keseringan respon sukar diterapkan pada tingkah laku kompleks
sebagai ukuran peluang kejadian. Disamping itu pula, tanpa adanya sistem
hukuman akan dimungkinkan akan dapat membuat anak didik menjadi kurang mengerti
tentang sebuah kedisiplinan. hal tersebuat akan menyulitkan lancarnya kegiatan
belajar-mengajar. Dengan melaksanakan mastery learning, tugas guru akan menjadi
semakin berat.
Beberapa Kekeliruan dalam penerapan
teori Skinner adalah penggunaan hukuman sebagai salah satu cara untuk
mendisiplinkan siswa. Menurut Skinner hukuman yang baik adalah anak merasakan
sendiri konsekuensi dari perbuatannya. Misalnya anak perlu mengalami sendiri
kesalahan dan merasakan akibat dari kesalahan. Penggunaan hukuman verbal maupun
fisik seperti: kata-kata kasar, ejekan, cubitan, jeweran justru berakibat buruk
pada siswa.
Beberapa kesimpulan yang dapat
diberikan setelah mengkaji teori belajar
B.F Skinner adalah sebagai berikut:
Beberapa unsur
dasar dalam teori operan kondisioning Skinner dijelaskan pada tabel berikut:
1.
Teori
belajar operan kondisioning Skinner
memberi banyak kontribusi untuk praktik pengajaran. Konsekuensi penguatan dan
hukuman adalah bagian dari kehidupan dan murid. Jika dipakai secara efektif,
pandangan teori ini akan mendapat membantu para guru dalam pengelolaan kelas.
Demikian pula prinsip-prinsip dan hukum-hukum belajar yang tertuang dalam teori
ini akan membantu guru dalam menggunakan pendekatan pengajaran yang cocok untuk
mencapai hasil belajar dan perubahan tingkah laku yang positif bagi anak didik.
2.
kritik
terhadap teori pengkondisian operan Skinner adalah seluruh pendekatan itu
terlalu banyak menekankan pada control eksternal atas perilaku murid. Teori ini
berpandangan bahwa strategi yang lebih baik adalah membantu murid belajar
mengontrol perilaku mereka sendiri dan menjadi termotivasi secara internal.
Beberapa kritikus mengatakan bahwa bukan ganjaran dan hukuman yang akan
mengubah perilaku, namun keyakinan atau ekspektasi bahwa perbuatan tertentu
akan diberi ganjaran atau hukuman. atau dengan kata lain teori behaviorisme
tidak memberi cukup perhatian pada proses kognitif dalam proses belajar
C. Teori Humanistik Oleh Abraham Maslow
Humanisme lebih melihat pada sisi
perkembangan kepribadian manusia. Pendekatan ini melihat kejadian yaitu
bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif.
Kemampuan bertindak positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para
pendidik yang beraliran humanism biasanya memfokuskan pengajarannya pada
pembangunan kemampuan positif ini.
Kemampuan positif disini erat
kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang terdapat dalam domain afektif.
Emosi adalah karakterisitik yang sangat kuat yang nampak dari para pendidik
beraliran humanisme. Humanistik tertuju pada masalah bagaimana tiap individu
dipengaruhi dan dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan
kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Teori humanisme ini cocok untuk diterapkan
pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati
nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial.
Tokoh pencetus aliran humanisme
adalah Arthur Combs, Abraham Maslow, Carl Rogers, Erich Fromm daan Viktor Frankl.
Abraham Harold Maslow dilahirkan di
Brooklyn, New York, pada tanggal 1 April 1908. Maslow dibesarkan dalam keluarga
Yahudi Rusia dengan orangtua yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Pada masa
kecilnya, ia dikenal sebagai anak yang kurang berkembang dibanding anak lain
sebayanya. Ia mengatakan bahwa dirinya adalah seorang anak Yahudi yang tumbuh
dalam lingkungan yang mayoritas dihuni oleh non Yahudi.
Ia merasa terisolasi dan tidak
bahagia pada masa itu. Ia tumbuh di perpustakaan diantara buku-buku. Ia awalnya
berkuliah umum, namun pada akhirnya, ia memilih untuk mempelajari psikologi dan
lulus dari Universitas Wisconsin. Pada saat ia berkuliah, ia menikah dengan
sepupunya yang bernama Bertha pada bulan Desember 1928 dan bertemu dengan
mentor utamanya yaitu Profesor Harry Harlow. Ia memperoleh gelar bachelor pada
1930, master pada 1931, dan Ph.D pada 1934. Maslow kemudian memperdalam riset
dan studinya di Universitas Columbia dan masih mendalami subjek yang sama. Di
sana ia bertemu dengan mentornya yang lain yaitu Alfred Adler, salah satu
kolega awal dari Sigmund Freud.
Pada tahun 1937-1951, Maslow
memperdalam ilmunya di Brooklyn College. Di New York, ia bertemu dengan dua
mentor lainnya yaitu Ruth Benedict seorang antropologis, dan Max Wertheimer
seorang Gestalt psikolog, yang ia kagumi secara profesional maupun personal.
Kedua orang inilah yang kemudian menjadi perhatian Maslow dalam mendalami
perilaku manusia. Maslow menjadi pelopor aliran humanistik psikologi yang
terbentuk pada sekitar tahun 1950 hingga 1960-an. Ia menghabiskan masa
pensiunnya di California, sampai akhirnya ia meninggal karena serangan jantung
pada 8 Juni 1970. Kemudian ia dianugerahkan gelar Humanist of the Year oleh
Asosiasi Humanis Amerika pada tahun 1967.
2.
Asumsi dan Prinsip Dasar Teori
Ahli-ahli teori humanistik
menunjukkan bahwa (1) tingkah laku
individu pada mulanya ditentukan oleh bagaimana mereka merasakan dirinya
sendiri dan dunia sekitarnya, dan (2) individu bukanlah satu-satunya hasil dari
lingkungan mereka seperti yang dikatakan oleh ahli teori tingkah laku,
melainkan langsung dari dalam (internal), bebas memilih, dimotivasi oleh
keinginan untuk aktualisasi diri (self-actualization) atau memenuhi potensi
keunikan mereka sebagai manusia.
3.
Abraham Maslow mengatakan bahwa di dalam
diri individu ada dua hal:
a.
Suatu
usaha yang positif untuk berkembang
b.
Kekuatan
untuk melawan atau menolak perkembangan itu
Maslow mengemukakan bahwa individu
berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarki. Bila
seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti kebutuhan psikologis,
barulah ia dapat menginginkan kebutuhan yang terletak di atasnya, ialah
kebutuhan mendapatkan rasa aman dan seterusnya.
Maslow Berfokus pada individu secara
keseluruhan, bukan hanya satu aspek individu, dan menekankan kesehatan daripada
sekedar penyakit dan masalah.
Teori yang terkenal dari Maslow yang
merupakan salah satu tokoh humanistik adalah teori tentang Hirarki Kebutuhan.
Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Kebutuhan
fisiologis atau dasar
2.
Kebutuhan
akan rasa aman
a.
Kebutuhan
untuk dicintai dan disayangi
b.
Kebutuhan
untuk dihargai
c.
Kebutuhan
untuk aktualisasi diri
Maslow
(1968) berpendapat bahwa ada hierarki kebutuhan manusia. Kebutuhan untuk
tingkat yang paling rendah yaitu tingkat untuk bisa survive atau mempertahankan
hidup dan rasa aman, dan ini adalah kebutuhan yang paling penting. Tetapi jika
manusia secara fisik terpenuhi kebutuhannya dan merasa aman, mereka akan
distimuli untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi, yaitu kebutuhan untuk
memiliki dan dicintai dan kebutuhan akan harga diri dalam kelompok mereka
sendiri. Jika kebutuhan ini terpenuhi orang akan kembali mencari kebutuhan yang
lebih tinggi lagi, prestasi intelektual, penghargaan estetis dan akhirnya
self-actualization.
Maslow (1954) menyusun hirerarki
kebutuhan. Di dalam hirarki ini, ia menggunakan suatu susunan piramida untuk
menjelaskan dorongan atau kebutuhan dasar yang memotivasi individu. Kebutuhan
yang paling dasar, yakni kebutuhan fisiologis akan makanan, air, tidur, tempat
tinggal, ekspresi seksual, dan bebas dari rasa nyeri, harus dipenuhi pertama
kali. Tingkat kedua adalah kebutuhan akan keselamatan, keamanan, dan bebas dari
bahaya atau ancaman kerugian. Tingkat ketiga ialah kebutuhan akan mencintai dan
memiliki, yang mencakup membina keintiman, persahabatan, dan dukungan. Tingkat
keempat ialah kebutuhan harga diri, yang mencakup kebutuhan untuk dihormati dan
diargai orang lain. Tingkat yang paling tinggi ialah aktualisasi diri,
kebutuhan akan kecantikan, kebenaran, dan
keadilan.
Maslow mengajikan hipotesis bahwa
kebutuhan dasar di tingkat paling bawah
piramida akan mendominasi perilaku individu sampai kebutuhan tersebut
dipenuhi, kemudian kebutuhan tingkat selanjutnya menjadi dominan.
Maslow menggunakan istilah
aktualisasi diri untuk menjelaskan individu yang telah mencapai semua kebutuhan
hirarki dan mengembangkan potensinya secara keseluruhan dalam hidup.
Teori Maslow menjelaskan bahwa
perbedaan individu terletak pada motivasinya, yang tidak selalu stabil seanjang
kehidupan. Lingkungan hidup yang traumatic atau kesehatan yang terganggu dapat
menyebabkan individu mundur ke tingkat motivasi yang lebih rendah.
Kedudukan
Pengasuhan dalam Teori
Dalam pendekatan humanistik, orang
tua diajarkan untuk mencerminkan perasaan anak-anak mereka dan membantu mereka
tumbuh dalam kesadaran diri dan pemahaman, serta memfasilitasi kematangan
psikologis anak-anak mereka.
Abraham Maslow melengkapi pemikiran
tersebut dengan teori motivasi. Menurutnya, potensi-potensi unik seorang anak
akan muncul apabila diberi motivasi dengan cara penyampaian wawasan, contoh
orang tua, pergaulan dengan teman lain, maupun pengalaman langsung.
Dalam praktik pengasuhan, orang tua
dianggap sebagai fasilitator yaitu menyediakan lingkungan dan sarana belajar
anak untuk mengembangkan potensinya. Semakin dipenuhinya fasilitas yang
dibutuhkan anak, akan semakin berkembang potensi-potensi yang dimiliki seorang
anak.
Selain itu, orang tua harus berperan
sebagai motivator. Peran ini dilakukan dengan memberikan dorongan dan dukungan
bagi berbagai hal yang menjadi minat seorang anak. Apabila anak melakukan
kekeliruan tidak disalahkan atau disudutkan tetapi diberi berikan bimbingan
dengan kalimat-kalimat yang membangkitkan semangat. Sehingga anak terpacu untuk
melakukan tugasnya dan semakin tinggi tingkat pengaktualisasiannya.
Sumber
:
Prasetya
Irawan, dkk, 1997. Teori belajar. Dirjen Dikti: Jakarta
B.F.
Skinner and radical behaviorism,