Sabtu, 30 Januari 2016

Fitrah Seksualitas (3)


Islam memiliki konsep untuk mengembalikan manusia pada fitrahnya, harus ada pengembalian fitrah secara reguler, dilakukan setiap hari, dan berulang-ulang. Sebagai contoh Ada pasangan yang 10 tahun menikah diantara pasangan ini ada yang merasa sudah bosan dan tidak ada ketertarikan seksual apapun, inipun merupakan penyimpangan, banyak wanita muslimah yang terdidik, menganggap busana seksi di hadapan suami itu bukan suatu yang urgent. Dalam banyak kasus seringkali, busana akhwat (perempuan) didalam dan diluar rumah hanya melepas kerudung, tidak memperhatikan seksualitas suaminya. Atau sebaliknya sang suami yang juga tidak memperhatikan seksualitas si perempuan, sehingga terjadi penyimpangan-penyimpangan. Inilah yang sebenarnya menjadi virus-virus kecil setiap tahun, lantas ini menjadi sebab mengapa kita harus terus memperbaiki.

Allah banyak berbicara sesuatu yang pro fitrah, Allah memerintahkan manusia untuk bisa mengontrol fitrah nya, seperti puasa pada dasarnya adalah melakukan hal yang dijadikan sebagai kontrol seperti dibulan puasa, dengan tetap bersantap sahur, melakukan hubungan suami-istri, namun Allah tetap memberi kontrol dengan memberi keringanan ketika sakit, dalam perjalanan, dll. Karena Ukuran dari ketaqwaan manusia adalah menuruti perintah Allah. Bukan mengenyampingkan larangan dan kelonggaran atas nikmat yang Allah sudah berikan.

Kemudian menjadikan taqwa sebagai solusi  (QS 3 : 133-135), manusia menyukai hal yang mudah, dan tidak menyukai yang sulit, olehnya dengan bertaqwa maka kita akan kembali kepada fitrah. Selain itu kitapun harus terbiasa mempuasakan fitrah, memahmi fitrah kita, seperti shallat menjadi taqlif, yaitu beban. akan tetapi karena dilakukan dengan cinta karena Allah maka akan mejadi hal yang biasa, Saat kita mempuasakan fitrah maka kita tahu fitrah itu menjadi penting.

Manusia hanya ada laki-laki dan perempuan :
Allah menciptakan manusia hanya laki-laki dan perempuan saja, jadi tak ada golongan pertengahan, ketikapun banyak saat ini penelitian terutama sains menilai hanya berbasis pada fakta, bukan pada hakikat. Teori barat yang hanya berpegang pada fakta yang pada akhirnya menjerumuskan, maka hendaknya kita berprinsip pada yang absolut seperti yang Allah jelaskan, bahwa Allah hanya menciptakan laki-laki dan perempuan..
-          Bersifat absolut : membelah (qs 4;1)
-          Manajemen maskulinitas dan feminitas
-          Bersifat genetis
-          Bersifat hormonal : seperti lingkungan, dan pengaruh hidup
-          Berfungsi preserevasi kemanusiaan

Fungsi generatif dan rekreatif secara bersamaan :
para gay dan homo, mereka menentang fungsi ini, orang-orang yang hanya bersenang-sennag terhadap seksual tanpa memperhatikan fungsi reproduksi manusia, maka akan rusak.

Relasi psikofisik :
fisik mempengaruhi psikis dan psikis mempengaruhi fisik, saling keergantungan dan berelasi antara keduanya, sebagai contoh hikmahnya adalah ketika perempuan begitu kuat menggendong anaknya berlama-lama, karena pengaruh fisik dan psikologis, dan laki-laki terasa berat mengendong anaknya karena pengaruh fisik dan psikologis, keduanya relasi ini antara psikofisik laki-laki dan perempuan berbeda.

Penyimpangan Seksual
-          LGBT

-          Problem identitas :
Ketika kita ingin menghindari anak dari problem identitas, maka sebaiknya beri anak identitas yang jelas, seperti pemberian nama, dan sebagainya. Pemberian nama pun berpengaruh terhadap identitas seksual seperti nama “dwi” bisa untuk laki-laki dan perempuan. Beri nama yang jelas seperti laki-laki : muhammad, dan perempuan : aisyah (jelas)

-          Problem identifikasi seksual :
seperti laki-laki jangan dipakaikan kerudung sejak kecil, perempuan main boneka, Ayah sebagai identifikasi laki-laki, dan ibu sebagai identifikasi anak perempuan. Jangan sampai ayah dan ibu tidak menjadi sumber role model, ketika dirumah tangga, yang galak itu ibu, bukan bapak. Ini menjadi fenomena laki-laki menjadi perempuan, dan sebaliknya. Jangan sampai terjadi anak tak mampu mengidentifikasi. Perkenalkan ayah : maskulin, ibu : feminim. Jadi sumber keteteladanan dan role model sejak awal sudah jelas.

-          trauma seksual dan seksisme masa balita,
seperti yang terjadi pada pasangan suami istri, perempuan menjadi anti laki-laki karena pernah ada trauma ayah nya, atau sebaliknya.
-          Pengaruh pergaulan dan lingkungan

-          Problem pembentukan perilaku : bagaimana kita melakukan pendikan sedari awal.
-          Makanan untuk anak-anak kita : makanan yang banyak berprotein perlu dilebihkan sedikit untuk laki-laki, sedangkan nabati dilebihkan untuk anak perempuan,
-          Pembenaran ilmiah

PREVENSI PENYIMPANGAN
-          Bermula dari keyakinan
-          identitas berdasar jenis kelamin
-          Sapa sesuai jenis kelamin
-          Keteladanan gender dirumah
-          Kejelasan peran gender dirumah : urusan ayah bukan bekerja saja, ibu tidak hanya mengasuh saja. Kedua nya bersinergi, jika salah satu orang tua absen terhadap perannya ini yang menyebabkan penyimpangan.
-          Keterlibatan ayah bunda dalam pendidikan
-          Hindari trauma seksual

PENANGANAN PENYIMPANGAN
-          Jangan berikan reward sosial
-          Bangun empati
-          Identifikasi sedini mungkin
-          Posisikan dengan jelas dan tegas
-          Lakukan kognitif disonan : pengacauan kognitif, ketika laki-laki merasa menjadi perempuan maka kacaukan, jangan melakukan pembenaran/ penguatan kognitif. Seperti banci adalah jiwa perempuan yang terjebak dalam tubuh laki-laki.
-          Gali penyebabnya
-          Ubah sikap
-          Integrative treatment : perilaku-makanan-lingkungan

* catatan notulensi saya, ketika Dr Adriano Rusfi menjelaskan tentang Fitrah seksualitas pada acara seminar di PPSDMS Nurul Fikri, Lenteng Agung Jakarta selatan, beberapa pekan lalu.


Fitrah seksualitas (2)


“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (Ar-Rum : 30)

Penyimpangan fitrah
-         Fitrah
Fitrah merupakan suatu yang tercipta, atau sudah given, sehingga tidak ada istilah “anak itu fitrahnya sudah rusak” yang ada adalah fitrah itu menyimpang. Dan maka atas dasar itu kita memiliki peluang untuk selalu berusaha mengembalikan manusia kedalam fitrahnya, karena fitrah tidak mungkin hilang dan tetap bisa dikembalikan

-          Fitrah itu abadi :
Artinya fitrah tidak bisa menyimpang, olehnya bisa diluruskan, dan marilah kita memiliki semangat untuk meluruskan kembali fitrah itu, bukan sebaliknya melawan. Seperti halnya kebatilan yang merupakan penyimpangan olehnya harus diluruskan bukan dilawan, marilah kita memposisikan kebatilan itu berada di “samping” bukan di “depan” yang artinya bukan dihajar habis-habisan, melainkan untuk diluruskan.
Kebanyakan dari kita telah menjustifikasi bahwa setiap ada yang batil selalu dikatakan salah dan rusak, akhirnya kita terjebak pada perlawanan, yang seharusnya sikap kita tak boleh seperti itu.

-          Bukan rusak tapi menyimpang :
Penyimpangan atas fitrah disebabkan karena berlebih-lebihan, seperti manusia yang sangat mencintai uang, iya cinta kepada uang merupakan fitrah namun tergila-gila pada uang itu adalah penyimpangan. Demikian juga dengan tahta, cinta kepada tahta merupakan suatu fitrah namun ketika sudah menyimpang dan berlebihan maka semua jalan menjadi dihalalkan. Pun seseorang menyukai lawan jenis, adalah sebuah fitrah namun ketika sudah berlebihan itupun menjadi hal yang sudah menyimpang. Dan contoh lain ketika ada seorang yang amat mencintai ibunya, akhirnya ia menjadi banci karena berlebihan dan mencintai feminitas.


-          Berlebihan terhadap fitrah :
Fitrah harus diakui adanya, namun ketika sudah berlebihan terhadap fitrah disanalah akan terjadi penyimpangan.

-          Kekurangan atas fitrah :
Pun penyimangan terhadap fitrah karena kekurangan, seperti kekurangan dunia, kekurangan harta, ketika dihambatnya suatu fitrah maka akan menimbulkan kecenderungan terjadinya penyimpangan.

-          Menjdzalimi fitrah:
hal ini bisa menjadi penyebab, karena tidak memberi haknya kepada sang fitrah, seperti tubuh yang memiliki hak untuk beristirahat, makan, minum, kebutuhan biologis, dan sebagainya.

-          Hilangnya kontrol fitrah :
Ketika kontrol fitrah dibiaran lepas begitu saja, maka tak heran jika kita akan berhadapan dengan hilangnya kontrol akan seksualitas, sekarang ini generasi yang dewasa secara fisik belum tentu ia akan dewasa secara mental, seseorang yang sudah baligh belum tentu aqil, seorang menjadi baligh semakin cepat, sementara aqil makin melambat. Inilah sebab kontrol akan fitrah ini tidak terjadi. Yang lebih dikhawatirkan adalah dimasa sekarang penyimpangan anak perempuan semakin lebih banyak, seperti yang Rasul katakan bahwa syahwat perempuan lebih tinggi daripada laki-laki, namun ia bisa tertutupi oleh Iman dan rasa malu pada perempuan, nyatanya kontrol seksualitas sekarang semakin turun sehingga terjadi hiperseks, ketika sudah berbicara seks dan zina, maka menyoal Iman menjadi hal yang begitu rapuh dan cepat runtuh, karena memang... manusia normalnya seperti itu..
Seperti halnya yang marak terjadi dikota Ba*dung misalnya, banyak mereka diantara pelaku zina dalam aktivitas seksualnya ingin dilihat dan ditonton orang, sehingga mirislah karena semakin marak seks exhibisionis, dimana kenikmatan seksual membutuhkan dosis yang semakin meninggi.

-          Konflik ID- EGO - SUPER EGO
Id didorong oleh prinsip kesenangan, yang berusaha untuk mendapat kepuasan segera dari semua keinginan, dan kebutuhan. Jika kebutuhan ini tidak dipenuhi langsung, hasilnya adalah kecemasan atau ketegangan. sedangkan Ego bekerja berdasarkan prinsip realitas, yang berusaha untuk memuaskan keinginan id dengan cara-cara yang realistis dan sosial yang sesuai. Kemudian Superego adalah aspek kepribadian yang menampung semua standar internalisasi moral dan cita-cita yang kita peroleh dari kedua orang tua dan masyarakat, seperti menilai benar dan salah. Superego memberikan pedoman untuk membuat penilaian.


To be continue....

Fitrah seksualitas (1)


Ditubuh umat islam sekarang sudah ada GII (Gay Islam Indonesia), mereka ingin mendapat legitimasi dari negara, dengan mengatasnamakan ormas agar mendapat simpati dari masyarakat umum.. dan  nyatanya tidak sedikit psikolog saat ini banyak yang lesbi dan gay, LGBT menjadi normal dan sudah dianggap normal (lihat DSM III), *DSM merupakan singkatan dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, yang berfungsi sebagai klasifikasi standar gangguan mental dalam bidang ilmu psikologi klinis.

Mengapa bisa hilang dari DSM III? Mereka yang berkelainan melakukan penyusupan begitu mendalam sehingga bisa menembus DSM III, dan merombaknya. Banyak diantara kita berbicara tentang Gay, namun tidak dipungkiri bahwa ternyata kaum Lesbi lebih banyak, mengapa mereka tidak mencuat kepermukaan? karena mereka bersembunyi.. artinya mereka yang Lesbi tersembunyi karena mendoubel menjadi biseksual, diantaranya dengan suami ataupun dengan perempuan yang lain. Dan mereka para Lesbian ini memiliki kecemburuan yang sangat over, kecemburuan para Lesbi sungguh luar biasa. Seperti kita mengambil contoh kasus M*rn* kemarin, yang mengalami keracunan kopi, nyatanya dia adalah seorang lesbi dan dibunuh oleh teman sesama lesbinya karena faktor kecemburuan.

Allah telah menciptakan setiap makhluk berpasang-pasangan (yaitu laki-laki dan perempuan), artinya tidak ada alternatif lain dan melakukan penyimpangan, jikapun argumen  gay dan lesbi terjadi karena secara genetik maka itu tetap disebut penyimpangan,

Mengapa Allah menciptakan manusia berpasang-pasangan (laki-laki dan perempuan?)  agar terjadinya keseimbangan, bahkan laki2 yang tidak punya maskulinitas maka itu sebenarnya akan berbahaya, laki-laki  harus tetap memiliki sisi maskulinitas, dan feminitas bagi kaum perempuan, inilah hikmah mengapa bagi laki-laki dan perempuan harus berlainan agar terjadi keseimbangan kehidupan.

Ketika Anak laki-laki cenderung dekat dengan ayahnya dan sebaliknya, itu tersebab agar anak laki-laki mendapat sel maskulinitas dari ayah nya, juga anak perempuan yang dekat dengan ibunya agar mendapat sisi feminitas dari ibunya..

Banyak argumen yang menjelaskan Lesbi dan Gay terjadi karena genetik, Jelas itu tidak ada, hal tersebut bisa disanggah dan dibantah, mengapa ketika mereka berkeluarga tidak memiliki keturunan? Oleh sebab nya alasan karena genetik adalah alasan yang mengada-ada, karena faktor gen pasti pada akhirnya akan musnah karena tidak akan berketurunan...

Pada awal pertama kali Allah SWT menciptakan manusia, manusia diciptakan sendiri, bukan berpasangan lantas Kemudian Allah memberi pasangan (keberadaan pasangan inilah yang menjadi wajib dan mutlak adanya, sehingga pada akhirnya Allah memberi keturunan laki-laki dan perempuan yang banyak dalam rangka agar terjadi saling kontras, seperti layaknya  siang dan malam, pada akhirnya terjadilah keseimbangan itu agar saling menutupi, laki-laki dan perempuan demikian dengan suami dan juga istri).

Olehnya laki-laki dan perempuan itu kontras, Laki-laki membutuhkan perempuan dan sebaliknya agar terjadi ketergantungan, yaitu interdependent. kadangpun laki-laki sampai tidak bisa memahami perempuan, saking terlalu absurdnya. meski harus jujur kadang perempuan pun masih tidak bisa memahami diri sendiri, itulah mengapa wanita selalu ingin dimengerti.. akan tetapi untuk sebagian laki-laki menyatan bahwa, perempuan itu bukan untuk dimengerti tetapi untuk dicintai (^_^)

Setiap manusia berpasangan :
-          Qs 36 : 36
-          Untuk keseimbangan
-          Untuk perkembangbiakan
-          Law of closeness and contrast
-          Saling ketergantungan

-          Pembagian kerja
laki-laki bekerja seperti ini, dan perempuan bekerja seperti itu dan karenanya pembagian kerja itu harus ada, tidak semua dilakukan oleh laki-laki dan tidak semua dilakukan oleh perempuan. Saat ini banyak terjadi keluarga yang broken akibat pembagian peran yang tidak jelas, antara ayah dan ibu,  juga suami dan istri.

-          Kesadaran dan keterbatasan
Ketika pasangan suami dan istri atau laki-laki dan perempuan saling menyadari bahwa mereka memiliki keterbatasan akan lebih mudah dalam harmonisasi sama halnya dengan alam semesta ini, ada langit dan bumi, ada api, air, dan udara. ketika diharmonikan maka akan menjadi satu sinergi yang luar biasa. Api untuk memasak air, dan seterusnya.

-          Conflict and harmony
Dengan adanya kontras dan keharmonisasian inilah yang menjadi sebab keseimbangan kehidupan. Masing-masing berjalan di posisinya.


To be continue.. 

Minggu, 17 Januari 2016

Konstruksi Rumah Tangga

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah, suri tauladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah.(QS. 33 : 21)

Kita semua tahu, bahwa Rasulullah adalah role model terbaik seorang manusia yang Allah ciptakan di muka bumi ini, sebagai tauladan dan cahaya untuk menuntun mata yang gelap dan dipenuhi belukar dalam menjalani kehidupan sebagai fase kehidupan akhirat selanjutnya.

Akan tetapi kebanyakan kita, telah salah kaprah dalam mengambil role model ini, kita lebih suka dengan yang terkesan modern, kita lebih segan kepada manusia-manusia yang menciptakan teori baru dengan dasar ilmiah yang terkesan dikuatkan namun sebenarnya rapuh. Kita terlalu latah ingin dianggap maju hingga kita (kaum muslimin) lupa bahwa kita tetap bisa menjadikan Rasulullah sebagai “pijaran” yang tetap relevan dan tak habis dimakan oleh zaman segala apa yang Ia bawa.

Termasuk dalam kehilangan identitas pendidikan karakter anak, dalam hal ini parenting yang dilakukan oleh orang tua pada anak nya, pendidikan karakter yang tak jelas pijakannya, akan menghasilkan pemahaman yang absurd pula pada anak. Bahkan anak bisa tak memiliki identitas yang jelas tentang dirinya sendiri. Para orang tua yang “gagal” dalam pendidikan anak akan melahirkan satu keluarga yang broken home turun temurun, masing-masing anak merasa kehilangan role model dalam tiap kehidupannya, pijakan nya menjadi rapuh dalam kehidupan, bahkan akan terus mengalami ketegangan psikologis yang berkelanjutan, kehilangan arah dan urakan. Jika ini sudah terjadi membangkitkan bangunan keluarga yang sakinah pada akhirnya akan sangat memberatkan dan butuh waktu menahun, karena yang harus disembuhkan dan di rekosntruksi ulang bukan hanya pemikiran dan pemahaman, melainkan sisi psikologis yang harus kembali sehat.

Tidak dipungkiri para orang tua kita telah banyak melupakan atau bahkan tidak tahu, bagaimana proses pendidikan karakter Islam itu menjadi hal yang sangat urgent, kita kalah dengan gerusan arus globalisasi atas nama modernisme, bahkan orangtua kita memiliki banyak alasan mengapa pendidikan dalam keluarga menjadi rapuh diantaranya adalah karena, tiadanya pemahaman yang benar tentang pendidikan keluarga, ketidaksiapan menjadi orang tua, olehnya hal-hal yang menjadi tanggung jawab orang tua menjadi terabaikan dan tereduksi hanya karena kesadaran yang tidak dirasakan oleh orang tua kita.

Dasar pemahaman yang benar tentang parenting oleh orang tua sangat dibutuhkan, diantara salah satunya mengajarkan adab pada anak, dengan Rasulullah sebagai role modelnya. Keterlibatan ayah dalam proses pendidikan keluarga. Iya seorang ibu memang menjadi ummu warabtul bait, yaitu madrasah bagi si buah hati namun jangan dilalaikan peran ayah menjadi kepala sekolahnya.. yang mengambil keputusan dan mengarahkan kemana nahkoda keluarga akan dilabuhkan..

Setiap orang yang akan membangun peradaban dalam artian berkeluarga, harus memiliki visi misi yang jelas, konsep keluarga seperti apa yang akan dibangun? Bangunan dan model keluarga seperti apa yang diinginkan? Sehingga cita-cita sebuah keluarga itu menjadi jelas, terarah dan tidak mudah goyah ketika dipertengahan jalan ada guncangan, karena akan mengingat kembali komitmen sejak awal berumah tangga, tidak lain karena sebagai jalan Ibadah memperoleh surga dan pengharapan ridho Allah sepenuhnya. Pun akhirnya akan berimplikasi menjadi keluarga yang sehat dan harmonis, termasuk dalam memberikan pendidikan kepada anak-anaknya sebagai amanah.

Olehnya dalam membangun konsep keluarga yang akan dibangun maka masing-masing orang tua harus amat memahami, sang ayah sebagai arsitek nya, seorang Ibu adalah insyinyur sipilnya sedangkan guru dan sekolah merupakan kontraktor, dan lingkungan sebagai tukang bangunan nya, semua lini ini harus bekerja sama, teratur  dan terstruktur, saling memahami dimana job desk nya. Tidak boleh saling bertukar peran, karena akan kacau dan bisa saja bangunan nya runtuh bahkan tidak jadi sama sekali.


Wallaha’lam bishawab...